BERITA SUBANG - Gereja Tiberias Indonesia (GTI), atau Tiberias Ministry adalah salah satu sinode gereja di Indonesia.
Salah satu ciri khas dari Gereja Tiberias Indonesia yang melekat adalah pelayanan Kesembuhan Ilahi melalui perjamuan kudus dan minyak urapan.
Gereja Tiberias Indonesia berdiri pada 17 Agustus 1990. Di awal berdirinya, Gereja Tiberias menggunakan nama GBI Tiberias. Saat itu, Tiberias masih berada dibawah naungan Gereja Bethel Indonesia (GBI).
Baca Juga: Pendeta Yesaya Pariadji Wafat, Kesaksian Naik Turun Surga Kembali Jadi Perbincangan
Namun pada tahun 1997, pihak GBI memberikan sebuah keputusan untuk menghapus nama Tiberias pada gereja tersebut.
Sebagai pendiri dan gembala Gereja Tiberias, Pendeta Yesaya Pariadji, akhirnya mengambil sebuah keputusan yang berani untuk memisahkan diri dari GBI dan membentuk Gereja Tiberias Indonesia (GTI).
Dalam pelayanannya GTI terus bertumbuh dan mencatat pertumbuhan jemaat yang luar biasa.
Hingga saat ini, GTI mempunyai ratusan cabang gereja yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Medan Makassar hingga Manado.
Selain di dalam negeeri, GTI memperluas pelayanan di luar negeri dengan membangun beberapa cabang gereja di Singapura dan Australia.
Baca Juga: Profil Pendeta Yesaya Pariadji, Pendiri dan Gembala Gereja Terbesar Tiberias Indonesia
Di awal perjalanannya tahun 1990-an, keberhasilan Gereja Tiberias tidak terlepas dari kerja keras pendiri sekaligus gembalanya Pendeta Yesaya Pariadji.
Dalam perkembangan pelayanannya, Pendeta Yesaya Pariadji didukung sejumlah Hamba Tuhan yang penuh urapan serta dedikasi pada pekerjaan di ladang Tuhan.
Sebut saja, seperti Gilbert Lumoindong, Erastus Sabdono, Franky Pantouw, Ara Siahaan, Yuda Mailo’ol dan John Hartmann menjadi pembicara tetap di GTI.
Namun di tahun 2006, Pendeta Gilbert Lumoindong mengundurkan diri dari Tiberias dan menjadi gembala jemaat di GBI glow Fellowship Centre yang didirikannya.
Langkah Pendeta Gilbert Lumoindong juga diikuti sejumlah Hamba Tuhan lain seperti Erastus Sabdono.
Baca Juga: Romantisme Pendeta Yesaya Pariadji dan Daniaty, Selalu Bersama Hingga Maut Memisahkan
Tidak hanya pendeta muda kala itu, bahkan sejumlah nama pendeta senior seperti tokoh Kristen Indonesia terkemuka yang juga merupakan pendiri Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) pendeta Petrus Octavianus pernah menjadi pembicara tetap di GTI.
Nama-nama pendeta beken lain seperti Sudarmadji Said, Josua Tumakaka, Dolf Mailangkay, Joseph Prince, John Adhiguna hingga tahun 2000 an masih tercatat sebagai pembicara tetap di Tiberias.
Tidak terbatas hanya pada kalangan pendeta, bahkan pengusaha nasional sekaligus tokoh properti Indonesia Ir Ciputra (almarhum) juga aktif berkhotbah di Gereja Tiberias Mal Ciputra, yang berlokasi di Daan Mogot, Jakarta Barat.
Baca Juga: Pendeta Yesaya Pariadji Wafat, Aristo Pariadji: Tiberias Jadi Legacy
Di kalangan umat Kristiani, nama Ir Ciputra yang akrab disapa pak Cie tidak hanya dikenal sebagai pengusaha, namun juga merupakan evangelist atau pemberita Injil yang rajin mewartakan kebenaran Firman Tuhan.
Aktor laga terkenal tahun 1980-an Advent Bangun juga mengabdi sebagai pendeta bagi jemaat gereja Tiberias.
Pelayanan itu dilakoni pemeran film laris Siluman Serigala Putih dan Neraka Perut Bumi sejak tahun 2001.
Gereja Tiberias Indonesia mempunyai wadah pelayanan untuk kaum muda dengan nama Boanerges Youth Ministry, berpusat di Balai Sarbini, Jakarta.
Pelayanan ibadah meliput: Boanerges Kids (sekolah minggu), Boanerges Youth ministry (kaum muda), KKR kesembuhan Ilahi dan perjamuan kudus, KKR pelepasan, Pendalaman Alkitab Pria, Pendalaman Alkitab Wanita, Pelepasan Resesi Ekonomi
Gereja Tiberias Indonesia mengakui lima sakramen, yaitu baptisan selam, perjamuan kudus, minyak urapan, penyerahan anak, dan pernikahan.***