Renungan Katolik Selasa 29 Maret 2022: Air Sumber Kehidupan

29 Maret 2022, 07:33 WIB
Renungan Harian Katolik Lengkap Bacaan Pertama Hingga Bacaan Injil /Unsplash/Nega

BERITA SUBANG - Renungan Katolik Selasa 29 Maret 2022. Berikut Renungan Katolik Selasa 29 Maret 2022 lengkap dengan bacaan pertama, mazmur tanggapan hingga bacaan Injil.

Renungan Katolik hari ini, Selasa 29 Maret 2022 untuk bacaan pertama terambil Yehezkiel 47:1-9.12.

Mazmur tanggapan pada Renungan Katolik hari ini, yaitu Mazmur 46:2-3.5-6.8-9.

Sedangkan bacaan Injil dalam Renungan Katolik hari ini, terambil dari kitab Yohanes 5:1-16.

Renungan Katolik Selasa 29 Maret 2022, seperti dilansir dari info Katolik:

Baca Juga: Renungan Harian Kristen Selasa 29 Maret 2022: Tolonglah Aku ya Tuhan

Menderita sakit lumpuh selama tiga puluh delapan tahun kiranya sungguh sangat menderita.

Pada hari Sabat Yesus menyembuhkan orang tersebut dan menimbulkan kemarahan orang-orang Yahudi, karena Yesus maupun orang yang disembuhkan tersebut dinilai melanggar peraturan.

Kasih memang mengatasi atau mendasari aneka macam peraturan, maka yang terutama dan utama adalah kasih bukan peraturan.

Pelaksanaan peraturan yang begitu disiplin dan ketat memang sering melupakan atau mengesampingkan kasih.

Hukum rimba pada umumnya menyingkirkan atau mengabaikan yang sakit dan lemah, dan hanya yang kuat memiliki kemungkinan untuk beruntung.

Bertindak dalam dan oleh kasih sering harus berani melawan arus dengan resiko dibenci dan diancam oleh orang-orang tertentu yang bermental legalistis.

Baca Juga: Renungan Harian Kristen 28 Maret 2022: Bernilai di Mata Tuhan

Namun kasih sungguh dapat menyembuhkan, dan hal itulah yang dilakukan oleh Yesus ketika Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, dan kepada orang yang telah disembuhkan Ia berpesan : “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.”

Pesan Yesus ini mungkin juga terarah kepada kita semua, yang telah disembuhkan dari aneka macam bentuk penyakit, maka marilah jika kita telah sembuh dari penyakit kemudian hidup baik dan berbudi pekerti luhur, hidup yang dijiwai dan didasari oleh kasih.

Percayalah bahwa jika hidup saling mengasihi, maka tidak akan terjadi sesuatu yang buruk dalam kehidupan bersama kita.

“Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak,sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup” (Yeh 47:9).

Baca Juga: Renungan Harian Katolik, Senin 28 Maret 2022: Allah Pembawa Sukacita

Air memang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh ciptaan Tuhan: manusia, binatang dan tanaman atau tumbuh-tumbuhan.

Dalam berbagai agama air juga menjadi symbol untuk penyucian atau pembersihan diri, sehingga orang yang telah disucikan, diberkati dengan air suci, menjadi bergairah dan gembira.

Karena keserakahan dan kesombongan sementara orang, di beberapa tempat di dunia ini mengalami kesulitan air bersih.

Apa yang dikatakan oleh Yehezkiel, sebagaimana saya kutipkan di atas, kiranya mengajak kita semua untuk menjaga dan merawat sumber-sumber air bersih, antara lain menjaga dan merawat aneka jenis tanaman, entah di pegunungan atau dataran rendah.

Marilah kita tingkatkan dan perluas gerakan penghijauan lahan, tanah-tanah kering dan bukit-bukit gundul.

Kami juga menyayangkan terjadinya komersialisasi air tanah atau sumber air bersih di beberapa tempat di Indonesia masa kini, sehingga terjadi kekeringan di beberapa tempat, yang semua menerima aliran air secara gratis atau cuma-cuma.

Komersialisasi air dalam kemasan botol plastik yang marak saat ini hemat saya telah mencemari lingkungan, antara lain dengan memonopoli sumber air dengan uangnya sehingga menimbulkan debu beterbangan di sana-sini, dan sampah plastik (botol) yang merusak tanah.

Dengan kata lain boleh dikatakan bahwa komersialisasi air rasanya membuat orang semakin menderita.

Moga-moga air sebagai anugerah Tuhan tidak dikomersilkan dengan serakah tanpa perhitungan. Keserakahan mengkomsumsi air masa kini berarti berdosa terhadap anak-cucu atau generasi penerus.

“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi” (Mazmur 46:2-3.5-6).

Demikian Renungan Katolik Selasa, 29 Maret 2022.***

 

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler