Seorang Remaja Lakukan Penembakan Brutal di Buffalo AS, 10 Orang Tewas, Diduga Bermotif Rasis

- 16 Mei 2022, 08:16 WIB
Tersangka penembakan di Buffalo diamankan petugas
Tersangka penembakan di Buffalo diamankan petugas /Twitter/@Reuters/

BERITA SUBANG - Kasus penembakan brutal yang terjadi di sebuah supermarket di Buffalo New York pada Sabtu 14 Mei 2022, bertujuan membunuh sebanyak mungkin orang kulit hitam.

"Sebelum melakukan aksinya, pelaku melakukan penelitian demografi lokal.  Tujuannya jelas, membunuh sebanyak mungkin orang kulit hitam," kata para pejabat di Buffalo, Minggu 15 Mei 2022.

Ini adalah salah satu pembantaian rasis paling mematikan dalam sejarah Amerika baru-baru ini, menurut mereka.

Baca Juga: 1 Tewas, 4 Kritis Akibat Penembakan Brutal di Gereja California

Aksi penembakan berdarah terjadi di sebuah supermarket di Buffalo, New York, pada Sabtu 14 Mei 2022.

Pria kulit putih, diperkirakan berusia sekitar 18 tahun, meluncurkan tembakannya di pusar perbelanjaan Tops Friendly Market, lingkungan yang didominasi orang kulit hitam, sehingga menewaskan 10 orang tewas dan puluhan luka-luka, menurut laporan ABC News.

Pelaku diidentifikasi sebagai Payton Gendron dari Conklin, sebuah wilayah yang berjarak sekitar 200 mil (320km) tenggara Buffalo di negara bagian New York.

Gendron, yang telah ditahan, mengenakan pelindung tubuh dan pakaian gaya militer ketika dia turun dari kendaraannya dan mulai menyerang orang-orang sekitar pukul 14:30 waktu setempat.

 Baca Juga: Sakit Lutut, Paus Fransiskus Gunakan Kursi Roda di Depan Publik

Serangan itu dialirkan melalui kamera yang dipasang di helm pria itu. Pelaku juga memiliki kamera dan menyiarkan langsung penembakan itu.

 "Ini adalah kejahatan kebencian bermotivasi rasial langsung dari seseorang di luar komunitas kami," kata 

Sheriff Erie County John Garcia dalam pernyataannya, sesaat setelah peristiwa.

Ini adalah mimpi terburuk, menurut Walikota Buffalo, Byron Brown, dalam pernyataannya.

 Baca Juga: Terganggu Sentimen Anti Muslim, Perayaan Idulfitri 2022 di India Berlangsung Prihatin

"Kami terluka, dan sangat marah. Kedalaman rasa sakit yang dirasakan keluarga korban dan yang kita semua rasakan saat ini, bahkan tidak dapat dijelaskan,” katanya.

Seorang juru bicara pusat medis daerah Erie (ECMC) mengatakan mereka merawat tiga orang yang selamat, yang saat ini dalam kondisi stabil.

Serangan bermotif rasial itu terjadi setahun setelah Gendron dibawa ke rumah sakit oleh Polisi Negara Bagian karena membuat ancaman yang melibatkan sekolah menengahnya, menurut pihak berwenang.

Namun, saat itu Gendron tidak didakwa melakukan kejahatan dan keluar dari rumah sakit yang memeriksa kejiwaannya dalam satu setengah hari.

 Penyelidikan ini membawa polisi pada pertanyaan, dari mana dia mendapatkan senjata dan mengapa setelah keluar dari rumah sakit dia tidak berada di bawah pengawasan yang lebih ketat oleh penegak hukum.

Baca Juga: Mesir Larang Konsumsi Sejumlah Produk Indomie, Punya Kandungan Residu Berbahaya

Gendron telah berulang kali mengunjungi situs-situs yang mendukung ideologi supremasi kulit putih dan teori konspirasi berbasis ras dan secara ekstensif meneliti penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang terjadi pada 2019.

Ia memiliki ideologi rasis yang berakar pada keyakinan bahwa Amerika Serikat seharusnya hanya dimiliki oleh orang kulit putih.

Untuk melakukan aksinya, Gendron rela menempuh perjalanan sejauh 200 mil (320 kilometer) dari rumahnya di Conklin New York ke Buffalo untuk melakukan serangan itu, kata polisi

"Tidak ada yang perlu takut pergi ke tempat ibadah mereka. Pikiran kami bersama para korban, masyarakat, dan semua yang terkena dampak peristiwa tragis ini," kata kantor tersebut.

 

 

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x