Vaksin Covid-19 Johnson and Johnson Telan Korban Tewas di AS

14 April 2021, 11:39 WIB
Vaksin Johnson & Johnson. /Reuters/Dado Ruvic/REUTERS

BERITA SUBANG-Seorang pasien di Amerika Serikat (AS) meninggal dunia akibat komplikasi pembekuan darah setelah menerima vaksin Covid-19 Johnson and Johnson. Selain meninggal, satu orang lainnya kini dalam kondisi kritis.

Secara keseluruhan, hingga saat ini ada enam wanita berusia antara 18-48 tahun yang mengalami pembekuan darah di otak dan mengidap trombosit darah rendah usai 6-13 hari setelah menerima vaksin Johnson and Johnson.

"Satu kasus meninggal dunia, dan satu pasien lainnya dalam kondisi kritis," kata ilmuwan senior dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Peter Marks seperti dilansir AFP, Rabu 14 April 2021.

 Baca Juga: Vivo V21 5G Akan Segera Diluncurkan, Website Resmi Vivo Mengkonfirmasi Desain Ramping dan RAM Virtual 3GB

Marks menemukan kaitan dengan kelainan serupa yang terlihat di Eropa setelah orang-orang menerima vaksin AstraZeneca, yang juga didasarkan pada teknologi vektor adenovirus. Penyakit ini diduga berasal dari respons imun yang langka terhadap vaksin yang memicu aktivasi gumpalan darah.

Anne Schuchat, seorang pejabat senior di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menambahkan bahwa risiko pembekuan darah bagi orang-orang yang telah menerima vaksin selama sebulan atau lebih cukup rendah.

Sementara bagi yang baru saja menerima vaksin dalam beberapa minggu, mereka harus lebih waspada terkait gejala yang mungkin timbul.

 Baca Juga: Angela Merkel Berharap Bisa Bertemu Jokowi Sebelum Masa Jabatannya Berakhir

Baca Juga: Jokowi Perlu Pertimbangkan Abdul Mu’ti Sebagai Kandidat Kemendikbudristek

"Bagi orang yang baru mendapat vaksin dalam beberapa minggu terakhir, mereka harus waspada terkait gejala yang mungkin muncul," katanya.

"Jika Anda telah menerima vaksin dan mengalami sakit kepala parah, sakit perut, sakit kaki, atau sesak napas, Anda harus menghubungi penyedia layanan kesehatan," kata dia.

Diketahui Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Uni Eropa menghentikan sementara penggunaan vaksin Johnson and Johnson usai adanya kasus pembekuan darah. FDA merekomendasikan jeda sementara "demi kehati-hatian".***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler