Waspada, Ada Jenis Varian Baru Virus Corona Yang Bermutasi, Berikut Ini Negara Yang Terdampak

7 Februari 2021, 00:27 WIB
Ilustrasi virus baru yang diprediksi muncul di tahun 2021 yang berasal dari Tiongkok. / Foto: Pixabay/

BERITA SUBANG - Para ahli menyebut virus corona yang telah menyebabkan pandemi global telah bermutasi menjadi beberapa varian baru yang disebut-sebut lebih cepat menular, beberapa negara telah terdampak.

Akibatnya, beberapa negara memberlakukan aturan pembatasan traveling yang lebih ketat seperti di Inggris, Skotlandia, Wales, Jerman, dan negara-negara lainnya.

Adapun tiga hal ketika virus corona itu bermutasi menjadi beberapa varian baru telah menimbulkan peringatan, sejauh ini adalah varian B.1.1.7, yang diidentifikasi di Inggris Raya, B.1.351 di Afrika Selatan, dan P.1 di Brasil.

Baca Juga: Pemerintah Singapura Temukan Satu Kasus Varian Baru Covid-19 Asal Inggris

Kerajaan Inggris Raya mengumumkan telah mengidentifikasi varian baru yang disebut B.1.1.7 dengan sejumlah besar mutasi pada musim gugur tahun 2020.

Para ahli percaya bahwa B.1.1.7. varian dari Inggris memiliki kemampuan penularan sekitar 50 hingga 70 persen lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya. 

Dilansir dari CDC, pada bulan Januari 2021, para ahli di Inggris melaporkan kemungkinan relasi antara varian ini dengan peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan virus varian lainnya. Tetapi diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi temuan ini.

Baca Juga: Prancis Temukan Satu Kasus Virus Covid-19 Varian Baru

Di Afrika Selatan, varian lain yang disebut B.1.351 muncul secara independen dari B.1.1.7.

Terdeteksi pertama kali pada awal Oktober 2020, B.1.351 berbagi beberapa mutasi dengan B.1.1.7.

Di Brasil, varian bernama P.1 muncul yang pertama kali ditemukan pada pelancong dari Brasil, yang diuji selama pemeriksaan rutin di bandara di Jepang, pada awal Januari.

Baca Juga: Brazil Perketat Aturan Karantina untuk Wisatawan Eropa Setelah Temukan Varian Baru Virus Covid-19

Varian ini berisi serangkaian mutasi tambahan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk dikenali oleh antibodi.

Varian ini tampaknya menyebar lebih mudah dan cepat daripada varian lain, yang dapat menyebabkan lebih banyak kasus COVID-19.

Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa antibodi yang dihasilkan melalui vaksinasi dengan vaksin resmi saat ini mengenali mutasi virus corona dalam varian tersebut diatas.

Baca Juga: Tak Bawa Surat Tes Covid-19 Naik Kereta Api, GeNose Siap Diberlakukan Mulai 5 Februari

Meskipun begitu, penelitian lebih lanjut tetap dilakukan.

Dilansir dari laman Reuters dan Abc News, Sabtu, 6 Februari 2021 varian yang berasal dari Inggris Raya ini telah sampai di Singapura dan Australia di sekitar bulan Desember 2020, dan juga telah berkembang di banyak negara lainnya seperti Denmark, Belanda dan Irlandia Utara.

Sementara di Indonesia, kata Menteri Kesehatan Budi Sadikin, hingga saat ini belum diketahui apakah B.117 atau N5001Y telah masuk ke Indonesia. Namun, pemerintah terus berupaya untuk tetap waspada menyikapi perkembangan virus varian baru tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Komit Perkuat Surveilans Virologi Strain Virus Baru

Menurut U.K.’s Office for National Statistics (ONS),  gejala yang dialami penderita tidak jauh berbeda dengan penderita virus corona lainnya meskipun terdapat perbedaan margin.

Diantaranya adalah batuk, merasa lelah, pusing, nyeri otot, sakit tenggorokan, demam, kehilangan indra penciuman dan rasa.***

Editor: Edward Panggabean

Sumber: The New York Times CDC Aarp.org

Tags

Terkini

Terpopuler