Network
BERITA SUBANG - Ketika Samsung secara resmi memperkenalkan seri smartphone Samsung Galaxy S22 pada acara Galaxy Unpacked, perusahaan mengklaim bahwa ketiga model smartphone tersebut memiliki dukungan kecepatan refresh 120Hz menyamai model tahun lalu.
Namun, hanya varian tertinggi Samsung Galaxy S22 Ultra yang memiliki variasi kecepatan refresh antara 1Hz hingga 120 Hz berkat teknologi LTPO 2.0 yang disematkan pada smartphone ini.
Sebagai perbandingan, Samsung menegaskan bahwa vanilla Samsung Galaxy S22 dan Samsung Galaxy S22 Plus bisa turun hingga 10Hz sehingga dapat membuat penggunaan daya lebih rendah, yang diklaim yang di situs web resmi mereka.
Namun, Samsung dikabarkan telah mengubah hal ini. Dibagikan oleh Ross Young dari DSCC melalui akun Twitternya dalam Berita Gadget Terkini, Samsung sekarang menyatakan bahwa Samsung Galaxy S22 dan Samsung Galaxy S22 Plus hanya dapat berfluktuasi antara 48Hz hingga 120Hz. Akibatnya, kedua smartphone ini tidak dapat memaksimalkan panel LTPO, dan hanya mengandalkan LTPS di layar mereka.
Not to say I told you so, but Samsung changed their S22 and S22+ spec sheets from 10Hz - 120Hz to 48Hz - 120Hz. Companies have shown below 48Hz as demo's, but not a commercial product, so it would have been a first. Thanks @DylanVHuynh for the link!https://t.co/xop0Dhw78a pic.twitter.com/AAR4krHmtp— Ross Young (@DSCCRoss) February 12, 2022
Sayangnya, Samsung belum mengonfirmasi mengapa mereka tetap terus mengiklankan kemampuan 10Hz untuk Samsung Galaxy S22 dan Samsung Galaxy S22 Plus padahal keduanya tidak dapat menampilkan kecepatan refresh di bawah 48Hz. Menurut Young, ini juga bukan perubahan di menit terakhir dari Samsung.
Ross Young juga menyatakan bahwa perusahaan hanya mendemonstrasikan tampilan dengan layar LTPS di bawah 48 Hz karena hingga saat ini, belum ada manufaktur smartphone yang merilis produk komersial yang menggabungkan kedua kemampuan ini.
Untuk saat ini, kita hanya dapat menunggu untuk para pengulas independen untuk mengetahui absennya dukungan 10Hz selama pengujian mereka, pada saat itu Samsung mungkin telah menjelaskan alasan di balik mengapa mereka tetap mengiklankan fitur ini.
***
