Mengenal Sejarah Kabupaten Subang, Zaman Penyebaran Agama Hindu, Islam, Hindia Belanda hingga Saat Ini

- 28 Juni 2023, 15:39 WIB
/Google Map/Nurwida Swardana/

Tercatat kerajaan Banten, Mataram, Sumedanglarang, VOC, Inggris, dan Kerajaan Belanda berupaya menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasan perkebunan serta strategis untuk menjangkau Batavia tersebut.

Ketika terjadi perang besar antara Mataram-VOC, wilayah Kabupaten Subang, di kawasan utara, dijadikan jalur logistik bagi pasukan Sultan Agung yang akan menyerang Batavia.

Saat itulah terjadi percampuran budaya antara Jawa dengan Sunda, karena banyak tentara Sultan Agung yang tidak kembali ke Mataram dan menetap di wilayah Subang.

Di tahun 1771, saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, di Subang, tepatnya di Pagaden, Pamanukan, dan Ciasem tercatat seorang bupati yang memerintah secara turun-temurun.

"Saat pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816) konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada swasta Eropa.Tahun 1812 tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan-tuan tanah yang selanjutnya membentuk perusahaan perkebunan Pamanoekan en Tjiasemlanden (P & T Lands)," demikian tulis penjelasan di investasi.jabarprov.go.id.

"Penguasaan lahan yang luas ini bertahan sekalipun kekuasaan sudah beralih ke tangan pemerintah Kerajaan Belanda. Lahan yang dikuasai penguasa perkebunan saat itu mencapai 212.900 ha. dengan hak eigendom. Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini, pemerintah Belanda membentuk distrik-distrik yang membawahi onderdistrik. Saat itu, wilayah Subang berada di bawah pimpinan seorang kontrilor BB (bienenlandsch bestuur) yang berkedudukan di Subang."

Jadi Subang memang dari dulu memiliki kultur budaya di industri perkebunan.

Bagian dari perjuangan RI melawan kolonialisme

Di masa perjuangan melawan kolonialisme, Subang memiliki beberapa tokoh pahlawan, diantaranya Odeng Jayawisastra, karyawan P & T Lands, yang berani menentang penjajah. Pada 1930, Odeng dan rekan-rekannya mengadakan pemogokan di percetakan P & T Lands, mengakibatkan dirinya dipecat.

Odeng Jayawisastra dan Tohari kemudian mendirikan cabang Partai Nasional Indonesia yang berkedudukan di Subang.

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: investasi.jabarprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah