Kopi Subang, Jawaranya Robusta Siap Mendunia

- 13 Juli 2021, 15:05 WIB
Kopi Subang, Jawaranya Robusta Siap Mendunia
Kopi Subang, Jawaranya Robusta Siap Mendunia /pixabay

BERITA SUBANG - Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) D. James Rompas mengatakan, pihaknya siap memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor dengan meluncurkan desa devisa ketiga di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Program yang berbasis pemberdayaan masyarakat ini akan mendorong kemandirian petani kopi melalui rangkaian pelatihan, pendampingan serta pemanfaatan jasa konsultasi, sehingga mampu merambah pasar ekspor kopi dunia dengan produk berkualitas.

D. James Rompas meyakini potensi Subang dengan komoditas kopinya, dan berharap melalui program pelatihan selama enam bulan ke depan dapat meningkatkan kapasitas petani sehingga kualitas biji kopinya juga dapat memenuhi kebutuhan ekspor.

Baca Juga: LPEI Siapkan Kopi Subang Go Internasional

"Kami juga berharap, kolaborasi yang terjalin antara Koperasi Gunung Luhur Berkah dan Pemerintah Daerah Subang dapat menjadi salah satu solusi awal di tengah kondisi pandemi yang kita hadapi," kata dia dalam peluncuran Desa Devisa Kopi Subang secara virtual, Senin, 12 Juli 2021.

Sebanyak 208 orang petani kopi di bawah binaan Koperasi Gunung Luhur Berkah ini akan mendapatkan program pelatihan dan pendampingan.

Pendampingan ini meliputi teknik budidaya dan pengolahan kopi, perluasan akses pasar ekspor, penyusunan laporan keuangan, dan peningkatan kapasitas produksi. LPEI bekerja sama dengan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) untuk pendampingan.

Pendampingan akan diberikan kepada petani di enam desa yaitu Cisalak, Nagrak, Cipunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan dengan produk unggulan kopi Arabika (Java Preanger) dan Robusta.
Adapun kapasitas produksi keenam desa mencapai lebih dari 100 ton biji kopi setiap tahunnya dengan luas kebun 140 hektare.

Baca Juga: Alfamart Rangsek Bisnis Kopi

"Masyarakat telah bertani kopi dalam jangka waktu yang panjang dan tidak pernah terbayang bahwa produknya dapat diekspor. Kami tentu berharap dengan program desa devisa, kopi kita dapat diekspor, terkenal hingga mancanegara dan petani dapat merasakan manfaat ekonomi dan sosial secara langsung," ujar Ketua Koperasi GLB Miftahudin Shaf.

Dalam kesempatan sama, Bupati Subang Ruhimat mengapresiasi program yang diinisiasi oleh LPEI.

"Kami berharap melalui Desa Devisa menjadi program yang berkelanjutan, kopi Subang dapat mendunia dan menjadi jalan untuk terciptanya Subang Jawara yaitu jaya, istimewa dan sejahtera," kata Ruhimat.

Program desa devisa membangun sinergi yang mengedepankan aspek koordinasi antar lembaga. Selain dengan pemerintah daerah dan koperasi, LPEI juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) dalam proses penjajakan Desa Devisa Kopi Subang.

Baca Juga: Kopi Hofland dari Subang Ikut Festival The Indonesian Coffee 2021 di Dubai, UAE, Tanggal 29 April-1 Mei 2021

Kolaborasi sejumlah institusi pusat dan daerah ini juga diharapkan dapat memperkuat program pendampingan yang akan diberikan.

LPEI sebelumnya telah berhasil membentuk dua Desa Devisa yaitu Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi dan Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan yang telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke Eropa.

"Kesuksesan pada dua desa tersebut dapat diduplikasi oleh Desa Devisa Kopi Subang, sehingga produk lokal Indonesia dapat mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat," kata James.***

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x