Pemain Klub yang Berlaga di Liga 1 Indonesia Tertular Covid, Gabriella Witdarmono Sarankan Hal Ini ke PT LIB

- 15 Februari 2022, 18:18 WIB
Ilustrasi Liga 1
Ilustrasi Liga 1 /Instagram @persib

BERITA SUBANG - Pekan lalu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa Indonesia telah memasuki gelombang ketiga COVID 19.

Hal ini ditandai dengan kembali meningkatnya kasus harian penularan Covid di Indonesia.

Gabriella Witdarmono, Pengamat Sepakbola Nasional dari Columbia University dalam keterangan tertulisnya Jumat 11 Februari 2022 mengatakan bahwa hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia turut terdampak, tak terkecuali pemain-pemain klub yang berlaga di kompetisi Liga 1 Indonesia.

"Per Rabu 2 Februari 2022, tercatat ada 52 pemain Liga 1 dilaporkan positif COVID-19, walaupun mayoritas pemain tidak menunjukan gejala namun catatan tersebut tetap menjadi ancaman mengingat cepatnya penularan COVID-19 varian baru Omicron," tambahnya.

Menurut catatan Gabriella, tingginya kasus positif COVID-19 juga membuat beberapa federasi kompetisi olahraga mancanegara mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah penularan kasus COVID-19.

"Bahkan kompetisi bergengsi sekelas seperti Liga Premier Inggris pun tidak luput dari kasus penularan COVID-19 yang ditandai dengan ditundanya beberapa pertandingan. Di luar olahraga sepakbola, sejumlah pertandingan Football Amerika (NFL) terpaksa ditunda setelah Asosiasi Pemain Football Amerika (NFLPA) melihat adanya bentuk virus baru yang 'sangat menular' sehingga mengakibatkan peningkatan kasus positif COVID-19 secara substansial di seluruh liga," tuturnya.

"Selain itu, ajang olahraga bergengsi di kawasan Asia Tenggara, SEA Games 2021, yang seharusnya diselenggarakan tahun lalu juga harus ditunda hingga bulan Mei 2022, dengan pertimbangan aspek keselamatan guna mencegah perluasan penularan COVID-19 di kawasan," kata Gabriella.

Pengamat sepak bola dari Columbia University tersebut juga merujuk data di Indonesia, misalnya pada cabang olahraga basket, Indonesian Basketball League (IBL) juga memilih untuk menghentikan sementara seluruh pertandingan Seri 2 yang dilaksanakan di Bandung hingga setidaknya awal Maret 2022.

"Semua klub IBL pun sangat kooperatif dan mendukung keputusan tersebut guna mengurangi penyebaran virus ini kepada jajaran pemain, staf, dan penonton," kata Gabriella.

"Namun, kebijaksanaan serupa belum terlihat di Liga sepak bola nasional. Padahal hingga akhir pekan ini, terdapat sepuluh klub yang telah mengkonfirmasi kasus positif COVID-19 pada pemain dan ofisial. Beberapa klub tersebut di antaranya: Arema FC, Persija, PERSIB, PSM, Persebaya, Persiraja, Persikabo, PSS Sleman, Persita, dan Madura United," ujarnya.

"Banyaknya pemain yang terkena di satu tim bahkan memaksa beberapa pertandingan untuk ditunda, seperti laga antara Madura United kontra Persipura yang seharusnya berlangsung pada Selasa, 1 Februari 2022 dan laga antara PERSIB kontra PSM Makassar pada Rabu, 2 Februari 2022. Keputusan tersebut merupakan hasil dari rapat darurat antara PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dan klub yang bersangkutan," kata Gabriella.

Tantangan psikologis dan logistik

Dijelaskan Gabriella, penerapan sistem bubble pada paruh kedua musim Liga 1 ini menurutnya menambah tantangan yang dihadapi para pemain.

"Tidak hanya masalah kebugaran, tantangan psikologis juga menerpa para pemain Liga 1. Pertandingan yang berlangsung di Bali membuat mayoritas pemain harus rela berpisah dengan keluarganya selama berbulan-bulan," kata Gabriella.

"Pada saat yang sama, mereka juga dituntut untuk tetap fokus dan memberikan performa terbaik bagi klub dan suporter. Selain pemain, banyaknya ofisial dan staf pelatih klub yang terpapar COVID-19 juga tidak bisa dianggap remeh," tambahnya.

Menurut Gabriella, peran ofisial dan staf pelatih sangatlah penting dalam sebuah klub sepakbola karena mereka harus mempersiapkan berbagai hal-hal teknis maupun non teknis yang berhubungan dengan taktik, kebugaran pemain hingga kebutuhan logistik.

"Sehingga, jika banyak ofisial dan staf pelatih yang terpapar COVID-19, penampilan klub-klub Liga 1 di lapangan juga dapat terganggu," tambahnya.

Melihat fakta-fakta diatas, kata Gabriella, "rasanya iklim kompetisi Liga 1 tidak lagi kondusif dan jauh dari kata ideal."

"Selain terganggunya beberapa jadwal pertandingan, banyak klub yang kini memiliki fokus yang terbelah, tidak lagi hanya konsentrasi pada pertandingan namun yang tak kalah penting juga harus fokus pada pengawasan protokol kesehatan dan pemulihan pemain yang terpapar COVID-19. Sehingga banyak klub Liga 1 kesulitan untuk mengkondisikan dan menurunkan skuad terbaiknya ketika harus berlaga," katanya.

"Pada saat yang cukup genting seperti ini tampaknya PT LIB perlu meninjau kembali pelaksanaan Liga 1 dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan kemanusiaan. Bagaimanapun, PT LIB memiliki tanggung jawab besar atas keselamatan para pemain, pelatih, ofisial klub dan ofisial pertandingan. Untuk itu seluruh klub bergantung sepenuhnya kepada PT LIB untuk mengkaji ulang secara komprehensif situasi yang ada guna menghasilkan keputusan yang terbaik untuk keselamatan bersama dan keberlangsungan Liga 1 Indonesia," tambah Gabriella.

***

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x