Diego Maradona, Pecandu Narkoba, Serangan Jantung Hingga Gol Tangan Tuhan yang Melegenda

26 November 2020, 08:59 WIB
egenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, berpose menahan bola di atas kepalanya saat menghadiri pemutaran film "Maradona by Kusturica" garapan sutradara asal Serbia, Emir Kusturica, di Festival Film Cannes ke-61 di Prancis pada 20 Mei 2008. /Eric Gaillard/ANTARA/REUTERS

BERITA SUBANG - Legenda sepak bola Dunia Diego Maradona wafat pada Rabu (25/11/2020) akibat serangan jantung saat sedang berada di rumahnya. Permasalahan ini sudah cukup sering menghampiri dirinya dalam kurun waktu 20  tahun belakangan ini.

Bahkan,  bulan lalu, ia sempat menjalani operasi pembekuan darah di otaknya. Operasi tersebut berlangsung sukses dan sang legenda diperbolehkan pulang dua pekan sebelum dinyatakan meninggal dunia.

Meski sarat dengan berbagai kontroversi baik di dalam lapangan sepak bola dan di luar  lapangan, namun banyak hal menarik yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Diego Maradona.

Perjuangan untuk menjadi pemain bola profesional di usia muda, lepas dari kecanduan narkoba yang dilakoni sejak masa muda, upaya untuk pulih dari penyakit jantung yang menggerogotinya hingga Gol Tangan Tuhan yang melegenda menjadi kisah inspiratif yang mengilhami banyak orang.

Diego Armando Maradona lahir pada 30 Oktober 1960. Ia lahir di kota Lanus, namun banyak menghabiskan masa kecil di Villa Fiorito, sebuah daerah di selatan Buenos Aires.

Maradona kecil memang sudah mencintai sepakbola. Ia tak pernah melewatkan untuk bermain bola bersama anak-anak di sekitar lingkungannya, hingga akhirnya ia bergabung bersama Argentinos Juniors saat usianya menginjak 15 tahun.

Pada usia 22 tahun atau tepatnya kala berseragam Barcelona, Maradona berkenalan dan kecanduan narkoba.

Kecanduannya atas barang haram tersebut semakin menjadi-jadi kala bergabung dengan Napoli. Ia dikabarkan dekat dengan organisasi mafia yang berpusat di Napoli, Camorra.

Legenda Argentina,Diego Maradona Antara Foto

Kebiasaan buruk itu membuat Maradona pernah diciduk di Bandara Fiumicono pada 1990 atas kasus penyelundupan kokain senilai US$ 840 ribu yang juga diduga berkaitan dengan bisnis narkoba Camorra. Dalam persidangannya di Roma, Maradona divonis penjara 14 bulan ditambah denda US$ 3.200.

Kehidupannya sudah tak lagi bisa diharapkan sebagai pemain sepakbola. Seks dan kokain serta alkohol menjadi jalan hidup yang dirayakan Maradona kala itu. Ia kemudian pensiun pada 1997.

Dia pernah dirawat di rumah sakit dan hampir meninggal pada tahun 2000 dan 2004 karena masalah jantung. Pada 3 November 2020 ia harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani operasi darurat untuk hematoma subdural, yakni pembekuan darah dalam otak.

Setelah dinyatakan sembuh dari operasi subdural hematoma, Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah di Tigre, Buenos Aires. Namun tak lama berselang, Sang Legenda meninggal dunia pada usia 60 tahun.

Gol Tangan Tuhan

Tanggal 22 Juni 1986 menjadi hari yang paling bersejarah bagi dunia sepakbola atas pembaptisan gol Tangan Tuhan sekaligus menjadi hari yang paling dibenci oleh masyarakat Inggris.

Kala itu Argentina bertemu Inggris di perempat final Piala Dunia Meksiko. Tensi pertandingan berjalan panas sebab kedua kesebelasan ingin sama-sama menahbiskan diri sebagai tim terbaik kala itu.

Paruh pertama berjalan skor imbang tanpa gol tetap bertahan. Maradona kemudian tampil bak dewa yang turun dari kahyangan memberi sabda pada dunia untuk dikenang hingga hari ini.

Pada menit ke-51, Maradona coba melakukan penetrasi dari sisi kiri. Ia lalu mengirim umpan ke arah Jorge Valdano dan kemudian bergerak maju memasuki kotak penalti.

Valdano gagal mendapat bola karena Steve Hodge sukses memotong aliran bola itu. Namun upaya Hodge membuang bola justru malah membuat bola mengarah ke mulut gawang.

Maradona ada di tempat yang tepat. Namun, Peter Shilton yang berpostur hampir 20 cm lebih tinggi dari Maradona tentu punya keunggulan, termasuk menggunakan tangannya.

dinobatkan Pele dan Maradona dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Abad Ini oleh FIFA AP

Tetapi dalam momen yang cepat itu, Maradona sukses mengantar bola masuk ke dalam gawang. Maradona langsung bersorak dan berlari ke pinggir lapangan, diikuti rekan-rekannya yang lain.

Para pemain Inggris langsung berlarian memprotes keras gol tersebut, namun wasit Ali Bin Naser teguh terhadap keputusannya mengesahkan gol Maradona.

"Sebagian karena kepala Maradona dan sisanya dibantu tangan Tuhan," kata Maradona mengomentari golnya itu.

Gol kontroversial tersebut kemudian tajuk utama koran-koran saat itu bahkan popularitasnya tetap terjaga hingga hari ini. Gol tersebut juga menjadi kejadian paling ikonik yang dikenang dari Piala Dunia 1986 ketimbang gelar juara yang diraih Argentina.

Gol Tangan Tuhan itu pula yang membuka jalan Argentina sebagai kampiun Piala Dunia 1986 setelah di final mengalahkan Jerman Barat dengan kedudukan akhir 3-2.***

 

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler