Network
BERITA SUBANG - Novia Widyasari namanya tengah ramai diperbinjangkan serta mendapat apresiasi setinggi-tingginya karena telah berani melawan ketidakadilan.
Novia Widyasari adalah korban pemerkosaan oleh oknum polisi yang tidak bertanggung jawab.
Dari hasil olah TKP dipastikan bahwa NW meninggal karena bunuh diri setelah ditemukan sebotol racun di dekat jasad mahasiswi tersebut.
Dikabarkan juga bahwa Novia Widyasari mengalami depresi karena tidak kuat menahan rasa sakit hatinya hingga tekanan batin yang dialaminya.
Ia diduga telah menjadi korban pemerkosaan oleh kekasihnya yang juga merupakan anggota kepolisian dan dipaksa untuk melakukan aborsi.
Melalui surat-surat yang ia tulis sebelum ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Disana ia telah mencoba memperjuangkan haknya, memperjuangkan keadilan untuk dirinya.
Diluar keberaniannya tersebut, ada hal yang menarik tentang Novia Widyasari di masa hidupnya.
Dirinya mempunya nama panggilan yang cukup unik, Teman-teman dan keluarganya sering memanggil dirinya dengan pangilan 'Opet'.
Hal itu diketahui dari biografinya di salah satu buku hasil karyanya yang berjudul Laras Asa.
Pada bagian 'Tentang Penulis' ia mengungkapkan hal biografi singkatnya serta hal menarik lain dalam kehidupannya.
Dalam tulisan tersebut, iapun menyatakan kebingungannya kenapa dipanggil dengan sebutan 'Opet'.
"Halo, aku Novia Widyasari Rahayu. Teman-teman dan keluargaku memanggilku 'Opet'.Bingung ya? Sama, aku juga,"
Selain itu, pada bagian tersebut ia juga memperkenalkan sedikit tentang dirinya, mulai dari usia, pendidikan, dan lain sebagainya.
Berikut isi biografi singkat Novia Widyasari Rahayu yang ditulisnya dalam buku Laras Asa karya pribadinya.
"Aku 22 tahun dan sedang menempuh pendidikan jenjang S1 si Universitas Brawijaya, Malang dengan konsentrasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Hobiku? Aku tidak punya hal yang aku sukai secara khusus. Semuanya aku lakukan apabila aku mau. Iya hanya kemauan bukan sesuatu yang aku tekuni. Oh iya, aku adalah gasis berdarah Jawa dan lahir di Mojokerto pada tanggal 4 November 1998 dalam keadaan islam,"
Itulah hal yang menarik dalam kehidupan Novia Widyasari Rahayu korban pelecehan seksual yang berani untuk melawan. Ia adalah pahlawan perempuan yang berani memperjuangkan keadilan, meski sendirian.
***
