Catatan Binsar Jonathan Pakpahan, Bangga menjadi anak tokoh buruh Muchtar Pakpahan

- 23 Maret 2021, 09:26 WIB
Muchtar Pakpahan
Muchtar Pakpahan /@hkbpmenteng/

BERITA SUBANG -Air mata saya masih mengalir ketika hendak menulis refleksi ini. Saya sadar bahwa duka yang saya rasakan akan kepergian ayah yang sangat saya kasihi juga bercampur haru melihat begitu banyaknya orang yang masih mengingat jasa dan perjuangannya terhadap kaum buruh Indonesia dan dunia.

Sejak ayah meninggal dunia, dan saya masuk ke ruang N Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto Senin dinihari, saya tidak pernah lagi keluar sampai Senin malam.

Ketika kami akan kembali ke rumah untuk beristirahat sejenak, saya melihat begitu banyak karangan bunga ucapan turut berduka di rumah duka sampai ke gerbang.

Saya juga menerima forward klip berita online tentang berita mengenai ayah, dan saya kembali meneteskan air mata, sambil mengucap, "Lihat ini ayah, mereka tidak melupakan perjuanganmu!" Tulisan ini, atau rangkaian tulisan yang akan saya buat, adalah catatan perjalanan seorang anak tokoh buruh dunia, yang sepanjang hidupnya -bahkan hingga ujungnya, terus berjuang untuk buruh.

Ketika saya mendapat kesempatan bicara berdua minggu lalu, 14 Maret, 2021, beliau mengucapkan bahwa satu hal yang masih disesalinya adalah nasib buruh yang mungkin akan bertambah buruk dengan UU Cipta Kerja.

Hal ini ternyata menambah kesusahan hatinya, karena dia merasa tidak berhasil dalam memperjuangkan nasib buruh yang dibelanya.

Saya sendiri berefleksi, apakah beban pikiran ini juga yang kembali membuatnya kembali sakit, cancernya yang sampai Januari 2020 dinyatakan bersih, ternyata relapse.

Namun, tulisan ini ingin menunjukkan sisi kami, istri dan anak-anak Muchtar Pakpahan, yang ikut berjuang bersamanya. Saya juga ingin mencatat memori saya akan ayah, agar semua cucunya nanti bisa membaca siapa ompung mereka, dan generasi masa depan mengetahui apa yang dia perbuat.

Berbagai kisah yang ingin saya bagi adalah kelembutan hatinya sebagai ayah, dan ketegasannya dalam melawan pemerintahan Orde Baru.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah