Network
BERITA SUBANG - Pemerintah memastikan kesiapan menghadapi fenomena badai La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Maret 2021. Menteri Sosial Ad Interim Muhadjir Effendy mengatakan bentuk kesiapan pemerintah menghadapi La Nina diwujudkan dengan adanya Apel Kesiapsiagaan Bencana sebagai antisipasi dan penanggulangan.
"Apel Kesiapsiagaan ini merupakan wujud nyata bagaimana kita harus siap menghadapi segala bentuk bencana termasuk badai La Nina," kata Muhadjir saat memimpin apel Kesiapsiagaan Bencana di Mako Kopasus, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020.
Pemerintah telah melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang kemungkinan besar akan terdampak sangat serius fenomena La Nina. Meski demikian, Muhadjir tidak menjelaskan secara detail daerah mana saja yang akan terdampak parah.
"Kita minta seluruh daerah siap siaga dalam mengatasi dampak La Nina," kata dia.
Selain itu, Mensos menjelaskan TAGANA yang diberikan tugas untuk membantu pemerintah dan Satgas Covid-19 dalam mengatasi bencana sosial yang terjadi saat ini. Kemensos juga akan memberikan bantuan mobil dapur umum sebanyak 2 unit.
"Desain dan modelnya tengah disiapkan Kopasus. Nanti ini bisa menjadi model jika desainnya bagus dan mudah operasikan di daerah bencana," ujarnya.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis bahwa pada akhir Desember 2020 sampai Maret 2021 diprediksi terjadi fenomena alam La Nina. Fenomena alam ini akan menyebabkan curah hujan berkembang sampai dengan 40% kondisi musim hujan biasa.
Kesiapan daerah dalam menghadapi ancaman bencana alam ini bakal diuji. Apalagi pemerintah dan semua pihak berusaha keras untuk meminimalisir korban setiap terjadi bencana. Data BNPB mencatat sepanjang Januari hingga 10 Desember 2020, terdapat 2.676 kejadian bencana di Indonesia.
"Ini membuktikan bahwa wilayah Republik ini sangat rawan bencana," jelasnya.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Pepen Nazaruddin mengatakan telah melakukan koordinasi dengan TNI, Polri dan pemerintah daerah untuk melakukan kesiagaan bencana.
