Mengenal SLB Negeri Cicendo Kota Bandung, Sekolah Bersejarah Jejak Peninggalan Kolonial Belanda, Ini Kisahnya

24 Maret 2023, 06:09 WIB
SLBN Cicendo Kota Bandung /Dok. slbncicendo.sch.id/

BERITA SUBANG - Sekolah Luar Biasa Cicendo di Kota Bandung, Jawa Barat, yang memberikan layanan untuk para siswa dengan disabilitas ternyata memiliki kisah sejarah cukup panjang, yakni sejak jaman penjajahan Belanda, yakni pada 1930.

Sejak dahulu kala, keterbatasan tidak menghalangi anak-anak untuk belajar dan terus berkarya.

Semangat tersebut masih meresap di kalangan para pendidik, hingga siswa-siswi yang belajar di SLBN Cicendo Kota Bandung.

Terbukti, pada Rabu, 1 Maret 2023,SLBN Cicendo dengan gagah menggelar kegiatan bertajuk 'Mentas Menembus Batas di Kiara Artha Park, Kota Bandung.

Hak untuk menikmati masa muda merupakan hak semua anak, tak terkecuali mereka yang memiliki disabilitas.

Namun, memang bukan perkara mudah ketika anak penyandang disabilitas bergaul dengan para nondisabilitas.

Menembus batas waktu, SLBN Cicendo Kota Bandung kini dipegang oleh para penerus yang masih berjuang mempertahankan cita-cita luhur para pendiri.

Dilansir dari situs slbncicendo.sch.id, kisah SLBN Cicendo berawal dari sebuah perkumpulan penyelenggaraan pengajaran kepada anak-anak tuli-bisu di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 3 Januari 1930 atas inisiatif Ny. CM Roelfsema Wesselink, istri Dokter H.L Roelfsema, seorang ahli THT di Indonesia.

Di kediaman Ny. Wesselink di Jln. Riau No. 20 Bandung tersebut didirikanlah sebuah sekolah dan asrama yang pertama dengan jumlah murid sebanyak enam orang.

Penampakan cikal bakal SLBN Cicendo Kota Bandung

Gedung sekolah dan asrama kemudian harus pindah ke Oude Hosfitalweg No. 27 Bandung, sebelum sekolah tersebut mendatangkan dua orang guru ahli dari Nederland, atau Belanda, yaitu Tuan DW. Bloemink dan Nona E. Gudberg.

Kemudian Tuan DW. Bloemink diangkat menjadi Derektur, dan sekolah tersebut menikmati uang sumbangan dari Tn. KAR Bosscha sebanyak ƒ 50.000.

Uang tersebut diserahkan kepada Dewan Kota Praja Bandung pada waktu itu.

Peletakan batu pertama sekolah untuk para disabilitas yang terletak di sebidang tanah di desa Cicendo, distrik Bandung, dilakukan oleh Hoogedelgeboren Vrouwe A.C de Jonge, Gebaran Baronesse Van Wassenoar, istri dari Gouverneur Generaal Van Nederland disch Indie, Zijne Excellentie Mr. D.C. de Jonge' pada 6 Mei 1933.

Kemudian pada 18 Desember 1933 gedung sekolah dan asrama selesai dibangun, sebelum dibuka secara resmi.

Pertama kali beroperasi secara resmi sekolah tersebut memiliki 26 orang murid, diantaranya enam orang tinggal di luar asrama.

Di masa penjajahan Jepang, pada 1942 – 1945 gedung sekolah dan asrama dipergunakan oleh tentara Jepang (selama peperangan Jepang).

Setelah peperangan Jepang berakhir, lembaga pendidikan sekolah dan asrama dipergunakan untuk klinik bersalin, kemudian pada tanggal 1 Juni 1949 gedung sekolah dan asrama dikembalikan kepada perkumpulan, sehingga sekolah dan asrama bisa diselenggarakan sebagaimana mestinya.

Kementrian pendidikan dan pengajaran pada saat itu mendatangkan guru ahli dari Nederrland yaitu Jivan Dooran dan disusul oleh Tn. Van Derbeek pada tahun 1949 Tn Jivan Doorn, yang kemudian diangkat menjadi Derektur Lembaga LPATB ( Lembaga Pendidikan Anak Tuli Bisu) tahun 1950.

Kepemimpinan lalu diteruskan oleh Yn. Vander Beek pada bulan Oktober 1951, yang mana setahun berselang, pada September 1952 lembaga ini diresmikan sebagai Sekolah Rakyat Latihan Luar Biasa.

Pada tahun 1954 Departemen Pendidikan menetapkan lembaga pendidikan untuk para penyandang cacat di Indonesia dinamakan Sekolah Luar Biasa (SLB).

SLB B Cicendo Bandung berstatus swasta, yaitu kepunyaan P3ATR, yang juga ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi sekolah latihan SGPLB ( Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa).

Setelah Van Der Beek pulang ke Belanda, Saleh Bratawidjaya BA ditunjuk untuk meneruskan kepemimpinan hingga ia pensiun pada 1956.

Tongkat kepemimpinan dilanjutkan oleh Suwandi Tirtaatmadja dari tahun 1977 sampai dengan tahun 1986.

Silih berganti kepemimpinan di sekolah untuk para disabilitas tersebut terus berlangsung, namun satu milestone penting yakni pada suatu waktu, ada hasil penelitian relawan VHO berkebangsaan Belanda yaitu Tn. Frend yang menyimpulkan bahwa pelayanan pembelajaran di SLB – B YP3ATR Cicendo Bandung, yang menyebutkan bahwa pendidikan tidak bisa digabungkan antara Penyandang Tuna Rungu murni dengan Tuna Rungu Plus (Tuna Rungu Plus gangguan lain ).

Pada 1996 SLB – B YP3ATR dijadikan dua sekolah SLB, yaitu SLB – B I YP3ATR yang melayani pendidikan Tuna Rungu Murni dan SLB-B II YP3ATR melayani pendidikan Tuna Rungu Plus gangguan lain.

Pengurus sekolah ini mengalami beberapa kali perubahan nama, mulai dari SLB P3ATB (Perkumpulan Penyelenggaraan Pengajaran Anak Tuli Bisu) berubah menjadi LPATB (Lembaga Pendidikan Anak Tuli Bisu) kemudian berubah menjadi P3ATR (Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu), sebelum berubah lagi menjadi YP3ATR (Yayasan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu).

Salah satu tonggak sejah penting lainnya adalah ketika pihak keluarga Sekolah, yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan komite sekolah serta orang tua murid dan tokoh masyarakat di Kota Bandung, memandang perlunya sekolah ini ditingkatkan layanan pendidikannya dengan cara dinegerikan atau dikelola oleh pemerintah.

Berdasarkan hasil pengkajian dari berbagai pihak berkompeten dan rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat kala itu, dan akhirnya keluar Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Surat tersebut menyatakan bahwa terhitung 2 Januari 2009, SLB B I dan B.II YP3ATR / P3ATR Beralih Status menjadi SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

SLB Negeri Cicendo Kota Bandung diresmikan pada 26 Pebruari 2009 oleh Gubernur Jawa Barat. Setelah silih berganti kepemimpinan, kini Kepala SLB Negeri Cicendo dijabat oleh Wawan, M.Pd.

Di tangan Kepala sekarang inilah visi SLBN Cicendo Kota Bandung diamanatkan untuk dijalankan, yakni untuk “Terwujudnya peserta didik yang berkarakter, cerdas dan memiliki kecakapan hidup pada tahun 2023”

Selamat belajar untuk para siswa-siswi SLBN Cicendo Kota Bandung!

Editor: Muhamad Al Azhari

Tags

Terkini

Terpopuler