TKN PSL Gelar Workshop Sebagai Bentuk Sinergi Konsisten Antara Pendekatan Agama dan Kesadaran Lingkungan

22 November 2021, 13:25 WIB
Serial Workshop 1 Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) dengan tajuk "Potenis Sampah sebagai Penggeral Ekonomi dan Pemberdayaan Umat" yang diselenggarakan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada hari Minggu, 21 November 2021. /Dok. TKN PSL/

BERITA SUBANG - Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Indonesia atau TKN PSL menyelenggarakan acara Serial Workshop 1 Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) bertajuk "Potensi Sampah sebagai Penggerak Ekonomi dan Pemberdayaan Umat” sebagai perwujudan sinergi antara pendekatan agama dan kesadaran lingkungan.

Adapun Serial Workshop ini  melibatkan pengurus Masji Penggerak GRADASI dan digelar pada hari Minggu, 21 November 2021, bertempat di Masjid Baitul Makmur, Perumahan Telaga Sakinah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Acara workshop ini merupakan kegiatan lanjutan dari peluncuran Gerakan Sedekah Sampah Indonesia pada bulan April lalu dan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan pengurus masjid GRADASI untuk membangun hubungan kemitraan bersama dengan para pemangku kepentingan.

"Penyelesaian sampah tidak dapat dilakukan oleh salah satu pihak saja, melainkan dibutuhkan kolaborasi antar-stakeholder," papar Director of Sustainable Development of Danone Indonesia, Karyanto Wibowo dalam sesi pemaparan materi 'Pentingnya Kemitraan dalam Membangun Kesadaran Masyarakat Untuk Mengelola Sampah'.

Tidak hanya itu, acara Serial Workshop 1 ini juga adalah pengembangan dan penyebarluasan Gerakan Sedekah Sampah Indonesia yang sudah ada 6 Masjid Penggerak lainnya.

"Gerakan sedekah sampah merupakan penerapan dari fatwa MUI no. 47/2014, sehingga pengelolaan sampah ini menjadi bagian dari ibadah dalam meningkatkan iman dan takwa seorang muslim serta mencerminkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam," ujar Direktur LPLH MUI dalam sambutannya pada acara tersebut.

Kegiatan Sedekah Sampah yang dilaksanakan di Masjid Baitu Ma'muur, Perumahan Telaha Sakinah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Kegiatan ini disambut baik oleh Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahal yang memiliki harapan agar masyarakat lebih sadar memilah sampah. "Saya berharap masjid dapat menjadi pusat perubahan perilaku. Memilah sampah dari rumah harus menjadi sebuah kesadaran, dimana kemudian gerakan sedekah sampah dapat berjalan," ujarnya.

Sementara perwakilan Natural Resource and Climate Governance Adviser UNDP Indonesia, Abdul Wahib Situmorang, menyatakan bahwa Indonesia berhasil mengubah citra yang dari 'bank sampah' menjadi 'sedekah sampah'.

Ahmad Bahri Rambe dari Sekretariat TKN PSL menyampaikan bahwa program ini diharapkan mewujudkan lingkungan yang bersih serta meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Melalui sedekah sampah, masyarakat dapat bersedekah dengan memberikan sampah yang ada di rumah dan di sekitarnya. Program ini dapat membantu mencapai dua hal penting bagi pemerintah dan masyarakat. Selain itu, program ini juga dapat mewujudkan lingkungan yang bersih dan membantu perekonomian sesama masyarakat," ujarnya.

Pendekatan keagamaan pun menjadi peran penting di samping kesadaran ingkungan, di mana dapat memberikan edukasi serta memberi contoh baik dalam pengelolaan sampah sesuai syariat terhadap fatwa tentang kebersihan.

"Dibanding pendekatan sosial dan ekonomi, pendekatan agama jauh lebih efektif. Kunci dari gerakan ini adalah pilah sampah dari sumbernya," jelas Pendiri Xaviera Global Synergy, Wilda Yanti, pada sesi pemaparan materi 'Pemilahan sampah dalam upaya implementasi sirkulasi ekonomi'.

Pemerintah Indonesia pun berkomitmen dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di laut dan terbukti dengan diterbitkannya Perpres No. 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut, di mana di dalamnya terdapat target penanganan sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025.

Tidak hanya itu, dilakukan juga pembentukan TKN PSL serta Rencana Aksi Nasional Nasional Penanganan Sampah Laut atau RAN PSL yang menjadi penggerak strategis untuk kementerian atau lembaga dalam menangani permasalahan sampah laut.

Sejauh ini, GRADASI berbasis Masjid telah diterapkan di 6 Masjid yang menjadi percontohan yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan rangkaian serial workshop ini nantinya akan terus dilaksanakan dalam rangka mengurangi pencemaran sampah di laut dengan cara mengajak masyarakat serta komunitas agama dalam kampanye membiasakan memilah sampah untuk kemudian disedekahkan ke Masjid.

Gerakan ini mendapatkan respon positid dari masyarakat sekitar dan terlihat mulai banyak masjid-masjid yang tertarik untuk melakukan hal yang sama. Sedekah sampah ini diharapkan diterapkan di masjid di seluruh Indonesia untuk pengurangan dan pengelolaan sampah, serta meningkatkan kesalehan individu dan memaksimalkan peran masjid.

***

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler