Gelar Fashion Show, Cara IFS Hidupkan Ekonomi Kreatif di Masa Pandemi

- 1 Desember 2020, 10:57 WIB
Meski terpukul dampak pandemi, tak lalu membuat IFS berdiam diri mereka terus memuncuklkan ide kreatifnya.
Meski terpukul dampak pandemi, tak lalu membuat IFS berdiam diri mereka terus memuncuklkan ide kreatifnya. /Doc IFS/Kristian

BERITA SUBANG-Pertunjukan busana atau fashion show di masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu cara membangkitkan ekonomi kreatif. Meski terpukul hebat sebagai dampak dari Covid-19, tak lalu membuat para pelaku industri fashion berdiam dan pasrah.

Itu yang dilakukan Italian Fashion School (IFS) pada masa pandemi ini. Untuk terus berkreasi sekolah fashion yang merujuk kepada inovasi, produk berkualitas tinggi, penjahitan sempurna dan teknik pembuatan pola fashion Italia itu mengadakan fashion show yang bekerja sama dengan Metro Department Store Indonesia Mal Pondok Indah, Jakarta pada 28 November lalu.

“Selain menjadi bagian dari program kurikulum IFS, penyelenggaraan fashion show itu untuk menggairahkan ekonomi kreatif khusus industri fashion yang terdampak wabah Covid-19,” tutur pendiri IFS Diora Agnes dan Paska Ryanti di Jakarta, Selasa, 1 Desember 2020.

Diora yang juga Direktur Utama IFS itu menuturkan, mengutip data Bain and Company, kerugian industri fashion diperkirakan akan mencapai 60% pada tahun ini. Tentu saja ini menjadi tahun yang berat sehingga butuh gebrakan agar industri fashion terus menggeliat.

Sebelum fashion show yang digelar pada Sabtu 28 November 2020 lalu, kata Diora, pihaknya juga sudah pernah menggelar pertunjukan serupa pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat di awal Covid-19 berlangsung. Kala itu, sebagai pelaku ekonomi kreatif, ia harus memunculkan ide agar industri fashion harus mampu bertahan menghadapi masa-masa sulit itu.

“Di situlah muncul ide mengadakan kegiatan yang sifatnya online. Kami mengadakan talkshow online, pembelajaran online, bahkan fashion show secara virtual. Kami juga tak menyebut ini adaptasi baru, tetapi sebuah gagasan untuk bertahan di masa Covid-19,” kata Diora.

Meski teknologi membantu, kata Diora, tidak semua aktivitas pembelajaran di IFS bisa dilakukan secara online. Karena pendidikan fashion baik itu untuk menggambar maupun membuat pola menuntut praktik langsung yang menggunakan alat-alat seperti mesin jahit yang tidak mungkin dilakukan secara online.

Kerja sama dengan Metro Pondok Indah Mal, kata Diora, merupakan fashion show pertama yang digelar IFS yang sifatnya secara langsung dan bertatap muka. Ia akan tetapi memastikan kegiatan tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Itu sebabnya promosi acara ini pun hanya dilakukan lewat media sosial dan tidak mengumumkannya secara masif kepada publik.

Acara fashion show kali ini, kata Diora, mengambil tema Twilight of Flower. Para anak didik IFS yang berkontribusi di acara ini umumnya menampilkan karya mereka yang merujuk kepada busana Geisha – salah satu tradisi unik di Jepang. Seorang Geisha di Jepang harus bisa memainkan musik dan menari serta tentu saja busananya yang unik itu.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah