Renungan Harian Katolik 31 Mei 2022: Kabar Sukacita

- 30 Mei 2022, 21:40 WIB
Renungan Harian Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Hari Ini /Pixabay/geralt/


BERITA SUBANG - Renungan Harian Katolik 31 Mei 2022. Lengkap dengan Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan dan bacaan Injil.

Renungan Harian Katolik 31 Mei 2022, Bacaan Pertama terambil dari Zefanya 3:14-18a
Renungan Harian Katolik 31 Mei 2022, Mazmur Tanggapan: Yesaya 12:2-3.4bcd.5-6
Renungan Harian Katolik 31 Mei 2022, Bacaan Injil: Lukas 1:39-56

Berikut Renungan Harian Katolik 31 Mei 2022, seperti dikutip dari Info Katolik:

Bacaan Injil: Lukas 1:39-56

Baca Juga: Renungan Harian Katolik 30 Mei 2022: Sumber Damai Sejahtera

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda.

Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus

lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”

Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.

Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah

Baca Juga: Naik Kereta Pangrango Bisa Dari Stasiun Bogor Mulai 1 Juni 2022

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya

seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek-moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Selasa 31 Mei 2022

Anusiasi juga disebut sebagai Kabar Gembira kepada Santa Perawan Maria atau Kabar Sukacita, Peristiwa Maria diberi kabar oleh Malaikat.

Anunsiasi, juga disebut sebagai Kabar Sukacita kepada Santa Perawan Maria atau Kabar Sukacita Tuhan, adalah perayaan Kristen terkait pemberitaan oleh malaikat Gabriel (lih. Luk 1:26) kepada Perawan Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Anak Allah dan memberi nama Dia, Yesus.

Maria segera mengunjungi Elisabeth saudaranya yang dikatakan mandul itu, sebagai respons atau ungkapan kebahagiaannya.

Sesampainya di tempat itu dan sesudah menyalami Elizabet, anak dalam kandungan Elizabet (yang kelak menjadi Yohanes Pembaptis) bergerak, dan ketika hal tersebut diberitahukan kepada Maria, dia menyanyikan Kidung Magnificat sebagai balasannya.

Baca Juga: Waspada Hujan Lebat, Kilat dan Angin Kencang di Wilayah Ini

Magnificat merupakan salah satu di antara 4 nyanyian pujian atas kelahiran Yesus, yang terdapat di Lukas bab 1 dan 2. Ke-3 nyanyian yang lainnya adalah nyanyian pujian imam Zakaria (lih. Luk 1:68-79), malaikat (lih Luk 2:14), dan Simeon (lih. Luk 2:29-32).

Nyanyian pujian Maria mirip seperti sebuah mazmur dan memiliki kesamaan dengan nyanyian pujian Hana (I Sam 2:1-10).

Hana menaikkan nyanyian pujian dan syukur kepada Allah karena Allah telah mengaruniakan seorang anak laki-laki yang bernama Samuel.

Karena kemiripan tersebut, maka terkadang nyanyian pujian Hana disebut sebagai “Magnificat Perjanjian Lama”

Dalam pertemuannya dengan Elisabeth, Maria pun mengungkapkan nyanyian pujian kepada Allah yang kita kenal dengan Magnificat; ‘Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku, …’ (lih. Luk 1:46-55).

Maria menjadi perantara kelahiran Yesus, Putra Allah. Elisabeth menjadi perantara kelahiran Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi karya Yesus. Keduanya menjadi sarana saluran rahmat Allah, terutama menjadi perantara keselamatan manusia.

Dalam Magnificat, Maria melambungkan nyanyian pujian dan syukur atas kebaikan dan kesetiaan Allah dalam rencana keselamatan-Nya bagi umat manusia, khususnya bagi bangsa Israel.

Maria menggambarkan karya Allah yang Maha Kuasa dan rahmat yang di nyatakan kepada Israel, serta penggenapan janji Allah kepada Abraham.

Magnificat juga menunjukkan dengan jelas bagaimana ketaatan serta respons Maria terhadap kehendak Allah yang dinyatakan melalui dirinya.

Nyanyian ini diakhiri dengan suatu jaminan bahwa Allah selalu setia kepada perjanjian dengan umat-Nya.

Konstitusi dogmatis Maria

Gereja secara spesial menempatkan Maria sebagai tokoh besar dalam karya keselamatan Allah bagi dunia. Maria ditempatkan dalam posisi yang sangat penting dalam misteri Kristus dan Gereja.

Maria tidak bisa dipisahkan dari Kristus dan Gereja, sebab Maria baik secara langsung maupun tidak langsung mengambil peran yang penting dalam misteri Kristus dan Gereja.

Konstitusi dogmatis Lumen Gentium diberi judul: Santa Perawan Maria Bunda Allah Dalam Misteri Kristus dan Gereja. Dalam judul ini konsili suci menjelaskan posisi Maria dalam misteri Kristus dan Gereja.

“…Demikianlah Maria Puteri Adam menyetujui sabda ilahi, dan menjadi Bunda Yesus. Dengan sepenuh hati yang tak terhambat oleh dosa mana pun ia memeluk kehendak Allah yang menyelamatkan

dan membaktikan diri seutuhnya sebagai hamba Tuhan kepada pribadi serta karya Putera-Nya, untuk di bawah Dia dan beserta Dia, berkat rahmat Allah yang mahakuasa, mengabdikan diri kepada misteri penebusan.

Bunda Maria adalah teladan Iman dan teladan kehidupan. Maria melakukan kunjungan kepada Elisabet dengan melakukan sebuah perjalanan yang jauh yaitu ke daerah pegunungan.

Maria yang telah mengandung Mesias tidak merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari Elisabeth maka ia yang harusnya dikunjungi oleh Elisabeth.

Maria juga meninggalkan semua urusannya guna mengurus hal yang lebih besar ini: berbagi sukacita iman. Pertemuan antara Maria dan Elisabet sungguh-sungguh diliputi oleh suasana yang penuh dengan kebahagiaan Iman.

Maria memberi salam kepada Elisabet dan berkata bahwa ia datang untuk mengunjunginya, untuk mengetahui keadaannya, dan bersuka bersamanya di dalam sukacitanya.

Doa Renungan Harian Katolik Hari ini

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.***

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x