Pietro Paginini Ingatkan Kampanye Negatif Palm Oil Free Masih Warnai Pasar Uni Eropa Tahun Depan

- 5 Desember 2020, 10:35 WIB
Guru Besar Universitas John Calbot Roma Pietro Paginini
Guru Besar Universitas John Calbot Roma Pietro Paginini /https://twitter.com/pietropaganini/status/1047492975390023680

 

 

BERITA SUBANG - Guru Besar Universitas John Calbot Roma Pietro Paginini mengungkapkan selain perubahan pola hidup masyarakat Eropa di tengah pandemik Covid-19, aktivis lingkungan anti-sawit kembali menyuarakan kampanye negatif yang menyoroti industri sawit sebagai salah satu penyebab pandemi.

Menurut Pietro Paginini, menyuarakan anti-sawit telah menjadi tren yang menekan industri terutama sektor pangan di beberapa negara di Eropa. Setidaknya 50% produk di Italia dan 65% produk di Perancis mengubah bahan baku dari minyak sawit menjadi minyak nabati lain. Sementara itu, pergeseran opini ditunjukkan beberapa negara Eropa seperti Inggris yang mulai menyadari fakta bahwa industri kelapa sawit dapat dikelola secara berkelanjutan.

 Baca Juga: Kadin Ingatkan Sebagai Sektor Padat Karya Sawit Dorong Kesejahteraan Masyarakat

Berbagai kebijakan terkait label Palm Oil Free akan diusung di Uni Eropa yang dapat menjadi tantangan juga kesempatan bagi industri kelapa sawit. Pietro menjelaskan label palm oil free yang disematkan oleh perusahaan dan pengecer makanan semata untuk membela petani minyak nabati Uni Eropa.

 “Contohnya di Swiss, dimana ada referendum untuk menghentikan perjanjian-perjanjian antara Indonesia dan Swiss, karena minyak kelapa sawit terlalu kompetitif. Dalam aspek komersial, yaitu persaingan business to business  antar produsen makanan,” jelas Pietro pada konferensi minyak sawit terbesar dunia IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (3/12).

 Baca Juga: Pemerintah Jamin Kepastian Berusaha di Industri Sawit

Pietro menuturkan pendekatan multilateral perlu diintensifkan Indonesia untuk menghadapi kampanye negatif. Ia juga menambahkan bahwa sertifikasi dapat menjadi strategi dan solusi untuk meningkatkan penerimaan sawit berkelanjutan di pasar global.

Sebagai catatan, GAPKI mencatat ekspor minyak sawit di bulan September ke negara-negara Uni Eropa mengalami penurunan dari 405,22 ribu pada Agustus menjadi 360,55  ribu ton. Ini masih disebabkan oleh kontraksi permintaan pasar akibat Covid-19.***

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x