Klub Sepak Bola Persis Solo Saestu Milik Kaesang Pangarep dan Erick Thohir Siap Melantai DI BEI

29 Maret 2021, 09:54 WIB
Erick Thohir dan Kaesang Pangarep Pemilik Baru klub Persis Solo /IG@kaesangpg/

BERITA SUBANG - PT Persis Solo Saestu (PSS) milik Kaesang Pangarep, Erick Thohir, dan Kevin Nugroho dikabarkan siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO.

"Informasi tentang rencana IPO dari Persis Solo merupakan kabar yang menggembirakan dan tentunya kami menyambut baik atas rencana tersebut. Kami dengan senang hati akan memberikan dukungan melalui diskusi dan sharing informasi mengenai IPO dan menjadi perusahaan tercatat di BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Senin 29 Maret 2021.

Pekan lalu, manajemen Persis Solo resmi berganti kepemilikan. Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang memiliki 40% saham Persis, sementara Kevin 30%, dan Menteri BUMN Erick Thohir 20% dari total 90% saham PT PSS yang ditawarkan. Sementara sisa 10% masih untuk 26 klub internal.

Baca Juga: Erick Thohir dan Kaesang Pangarep Jadi Pemilik Baru klub Sepak Bola Persis Solo

BEI mencatat, hingga 26 Maret 202, terdapat 24 pipeline saham dan belum terdapat klub bola di dalamnya.

"Kami berharap Persis Solo dan klub-klub sepak bola lainnya di Indonesia dapat segera menjadi perusahaan publik dan tercatat di BEI, sehingga memberikan kesempatan para suporter klub tersebut untuk ikut memiliki sahamnya," ujar Nyoman.

Setelah Bali United (BOLA) menjadi perusahaan tercatat di bursa, beberapa klub sepak bola di Indonesia telah menunjukkan minat untuk dapat melakukan IPO dan memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk bertransformasi dan bertumbuh.

 Baca Juga: GAMKI DKI Nilai Aksi Bom Di Gereja Katedral Menunjukkan Negara Dan Intelijen Bobol Jaga Warganya

Hal tersebut terbukti dengan adanya satu klub sepak bola yang melakukan pendaftaran menjadi perusahaan tercatat ke bursa pada 2020. Namun, kondisi ekonomi dan pasar modal yang dinamis memberikan dampak diperlukannya persiapan yang lebih komprehensif untuk masuk ke pasar modal.

"Kami berharap seiring dengan kondisi pemulihan perekonomian dan pasar modal yang semakin kondusif tahun ini serta adanya kemungkinan akan dimulainya kembali kompetisi liga sepak bola di Indonesia, maka rencana klub-klub sepak bola tersebut untuk menjadi perusahaan tercatat di BEI akan segera dapat terealisasi," kata Nyoman.

Menurut Nyoman, sebagai perusahaan tercatat, manfaat yang didapatkan perusahaan tidak hanya terbatas pada pendanaan segar saat IPO, klub sepak bola yang sudah tercatat dapat menerbitkan sahamnya kembali kepada publik melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, sehingga dengan melalui pasar modal klub sepak bola dapat memperoleh pendanaan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Kutuk Pelaku Bom Gereja Katedral, Jokowi Perintahkan Kapolri Usut Jaringan Terorisme Hingga Ke Akarnya

"Jika memiliki porsi kepemilikan publik lebih dari 40%, klub bola akan mendapat insentif penurunan tarif pajak PPh Badan sebesar 3%. Ketika perusahaan menjadi public listed company, exposure atas klub sepak bola tersebut tentu akan meningkat karena semakin banyak yang mengekspos seperti analis, media, investor dan pihak-pihak lain. Hal ini menjadi sarana promosi dan meningkatkan mitra strategis atau sponsorship bagi klub," ujar Nyoman.

Selain itu, klub sepak bola juga dapat memperoleh manfaat lain di antaranya meningkatkan profitabilitas atau efisiensi, dan juga memperkuat tata kelola perusahaan. Selain itu, pendukung dapat turut memiliki klub sepak bola favorit mereka, sehingga keterikatan antara para pendukung dan klub sepak bola dapat meningkat.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler