76 Hektar Tanaman Padi Di Sawah Baru, Terancam Gagal Panen;Kades dan BabinKamtibmas Polri Cari Cara;Begini.

- 19 Juni 2023, 17:51 WIB
Dengan cara gotong royong, warga Cerelek Desa Gunung Sembung kecamatan Pagaden mengangkat mesin untuk menyedot air nyiram sawah baru.
Dengan cara gotong royong, warga Cerelek Desa Gunung Sembung kecamatan Pagaden mengangkat mesin untuk menyedot air nyiram sawah baru. /

 

 
BERITA SUBANG - Perkiraan Musim kemarau pada tahun 2023 ini, lebih cepat dari perhitungan BMKG, yang diperkirakan pada bulan Juli tahun 2023 baru masuk musim kemarau, 
 
Sehingga mengakibatkan ada 76 hektar padi yang baru berumur 2 bulan di sawah baru Cerelek Desa Gunung Sembung Kecamatan Pagaden  terancam mati kekeringan dan terancam gagal panen.
 
Untuk mengantisipasi kekeringan air, maka kepala Desa Gunung Sembung Agus Apip Somantri bersama Babinkamtibmas Aipda Budi Hermawan dan Ketua BPD H.Yaman Suryaman,Babinsa melaksanakan rapat untuk mencari solusi, bertempat di Aula Desa, Senin 19 Juni 2023.
 
Kapala Desa Gunung Sembung Agus Apip Somantri dalam sambutannya menyampaikan bahwa musim kemarau sudah mulai terasa dilingkungan kita, terlebih dengan adanya kekeringan atau kurangnya pasokan air kesawah baru, yang luasnya hampir 76 hektar.
 
Padi yang baru ditanam 2 bulan di Sawah Baru tersebut, kalau kita tidak segera atasi dan mencari cara, mendatangkan air, untuk mengairi sawah itu,sudah dapat dipastikan akan gagal panen, karena padinya kekurangan air 
 
"Mari kita mencari solusi bagaimana caranya agar sawah petani yang luasnya sekitar 76 hektar itu, dimusim kemarau tahun ini, bisa diselamatkan dan padi tersebut dapat dipanen pada waktunya,"ujarnya 
 
Hal yang sama disampaikan Aiptu Budi Hermawan Babinkamtibmas Desa Gunung Sembung Kecamatan Pagaden, ia mengatakan,  untuk mengatasi kekeringan air di sawah baru Cerelek yang luasnya sekitar 76 hektar, yaitu dengan menyedot air dan ditampung lalu disalurkan.
 
Lanjut dia, Menyedot air dari Cigadung menggunakan pompa air, lalu menampung air yang disedot dari Cigadung dimasukan dan ditampung di situ Cerelek, yaitu yang dijadikan penampungan air ketika musim hujan, agar pengeluarannya ke sawah menggunakan saluran stabil.
 
Lalu terakhir disalurkan kesawah baru, setelah air tertampung disitu yang tingginya sekitar 80 Cm dari kedalaman situ Cerelek. Dan itu terus dilakukan setiap hari.
 
 Dijelaskan Aiptu Budi, caranya dengan menggunakan Mesin dengan kekuatan selang 6 in, yang mampu menyedot air dari kali Cigadung, yang akan menghasilan air kurang lebih tingginya 80 cm dikali luas area situ Cerelek,"ujar Budi Hermawan.
 
Mesin penyedot air tersebut kita operasikan siang hari saja, lalu setelah air tertampung, kurang lebih dengan ketinggian 80 cm, baru air tersebut disalurkan melalui saluran tersier, pada malam harinya, ke sawah masing masing.
 
Jadi begitu yang sudah dilaksanakan oleh para penggarap sawah baru Cerelek, untuk mengatasi dampak kekeringan dimusim kemarau tahun ini, yaitu dengan cara tanggung renteng, atau dengan cara gotong royong.
 
"Adapun terkait biaya operasional untuk beli solar dan lain lain,satu harinya habis sekitar Rp150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) dikumpulkan dari para petani penggarap sawah baru"pungkas Budi Babinkamtibmas Polsek Pagaden Polres Subang.*** 
 

Editor: Tommy MI Pardede


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x