Teks Khutbah Jumat Edisi Februari 2023, Tema: 'Pentingnya Istiqamah di Jalan Allah', dengan Doa Bahasa Arab

- 17 Februari 2023, 09:20 WIB
Ilustrasi seseorang sedang berdoa. Istiqamah kepada Allah meski sedang dapat ujian penting. Simak khutbah Jumat edisi Februari 2023 di bawah ini
Ilustrasi seseorang sedang berdoa. Istiqamah kepada Allah meski sedang dapat ujian penting. Simak khutbah Jumat edisi Februari 2023 di bawah ini /pixabay.com

Kali ini khatib mengangkat tema mengenai bagaimanakah tanda seseorang itu istiqamah.

Jika ada yang sering membaca ayat ini:


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7). Ayat ini berisi perintah untuk meminta terus istiqamah di atas jalan yang lurus.

Shirathal mustaqim menurut Ibnu Katsir adalah:

Mengikuti jalan nabi, mengikuti generasi salaf dari para sahabat seperti Abu Bakar dan ‘Umar, Mengikuti kebenaran, Mengikuti Islam, Mengikuti Al-Qur’an

Ibnu Katsir rahimahullah mengungkapkan bahwa semua pengertian di atas itu benar dan semua makna di atas itu saling terkait.

Siapa yang mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti sahabat sesudahnya yaitu Abu Bakar dan Umar, maka ia telah mengikuti kebenaran. Siapa yang mengikuti kebenaran, berarti ia telah mengikuti Islam.

Siapa yang mengikuti Islam, berarti ia telah mengikuti Al-Qur’an (Kitabullah), itulah tali Allah yang kokoh. Itulah semua termasuk ash-shirothol mustaqim (jalan yang lurus). Semua pengertian di atas itu benar saling mendukung satu dan lainnya. Walillahil hamd. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:213.

Bagaimana kita bisa istiqamah pada jalan Allah?

Syafiq Al-Balkhi rahimahullah berkata bahwa ada empat cara untuk istiqamah:

  1. Tidak pernah meninggalkan perintah Allah meski sedang mengalami musibah.
  2. Tidak meninggalkan perintah Allah karena kesibukan dunia.
  3. Tidak mengikuti komentar orang lain dan mengedepankan hawa nafsu sendiri.
  4. Beramal sesuai Al-Quran dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.(Hilyah Al-Auliya’, 8:17, dinukil dari At-Tadzhib Al-Maudhu’i li Hilyah Al-Auliya’, hlm. 50).

Tetap Istiqamah meski mendapat musibah

Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyrah: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyroh: 6).

Tentang ayat di atas, Qatadah rahimhuallahberkata,

لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ

“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”

7 hikmah di balik musibah:

Ingatlah hikmah di balik musibah sungguh luar biasa.

  1. Musibah merupakan ujian, siapakah manusia bertaqwa yang mampu bersabar.
  2. Untuk membersihkan hati manusia dan supaya lepas dari sifat-sifat buruk karena ketika musibah datang, maka kesombongan, ujub, hasad berubah menjadi ketundukan kepada Allah.
  3. Iman seorang mukmin menjadi kuat.
  4. Musibah menunjukkan kuatnya Allah dan lemahnya manusia.
  5. Dengan adanya musibah, kita jadi semangat berdoa dengan ikhlas.
  6. Musibah itu untuk membangunkan seseorang yang sedang lalai.
  7. Nikmat itu baru dirasakan kalau kita mengetahui lawannya. Kita baru rasakan nikmat sehat ketika kita mendapatkan sakit.

Memiliki kesibukan, tak berarti harus meninggalkan perintah Allah

Sebagai manusia, sebagai kepala keluarga, tentu menafkahi keluarga adalah hal yang wajib. Bahkan hitungannya adalah jihad.

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x