Network
BERITA SUBANG - Microsoft telah mengonfirmasi bahwa Call of Duty dan judul game Activision Blizzard populer lainnya tidak hanya akan dirilis di PlayStation untuk menghormati kontrak yang ada, tetapi bahkan di luar kesepakatan yang telah terjadi dan di masa mendatang.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan untuk menjelaskan bagaimana perusahaan akan beradaptasi untuk mendapatkan persetujuan peraturan untuk pengambilalihan Activision Blizzard, presiden Brad Smith membahas kekhawatiran bahwa game populer tidak akan lagi tersedia di konsol yang bersaing.
"Microsoft akan terus membuat Call of Duty dan judul Activision Blizzard populer lainnya tersedia di PlayStation melalui ketentuan perjanjian yang ada dengan Activision, dan kami telah berkomitmen kepada Sony bahwa kami juga akan menyediakannya di PlayStation di luar perjanjian yang ada dan di masa mendatang sehingga penggemar Sony dapat terus menikmati game yang mereka sukai," tulis Brad Smith dalam blog resmi Microsoft.
Laporan sebelumnya telah mengindikasikan bahwa tiga judul game Call of Duty berikutnya akan datang ke platform PlayStation, tetapi tidak menunjukkan lebih dari itu untuk ke depannya.
Brad Smith menambahkan bahwa Microsoft akan memastikan hal yang sama untuk game Activision Blizzard di konsol Nintendo, di mana ia menyatakan tertarik untuk mengambil langkah serupa untuk mendukung platform Nintendo yang sukses dan percaya ini adalah hal yang tepat untuk industri, untuk gamer dan untuk bisnis mereka.
Namun, kabar ini datang dengan catatan bahwa Smith tidak dapat memastikan seluruh game Activision Blizzard datang dengan multiformat tradisional datang ke PlayStation dan Nintendo, dia juga tidak berkomitmen pada perjanjian ini yang ada untuk selamanya. Belum lagi game baru yang sedang dikembangkan Activision Blizzard setelah akuisisi terjadi.
Brad Smith juga mengumumkan perubahan dan komitmen untuk Microsoft Store, sejalan dengan menunjukkan kepada regulator bahwa perusahaan mendorong daripada menghambat persaingan di ruang game dan teknologi.
Ia merujuk kepada akses, keadilan, serta keterbukaan dalam rencana toko aplikasi Microsoft, termasuk mengizinkan pengembang untuk menggunakan sistem pembayaran mereka sendiri daripada milik Microsoft.
"Terlalu banyak gesekan yang terjadi saat ini antara pembuat konten dan pemain, kebijakan dan praktik toko aplikasi di perangkat seluler membatasi apa dan bagaimana pencipta dapat menawarkan game dan apa dan bagaimana para pemain dapat memainkannya," jelasnya.
