Khawatir Terus Menghasut, Twitter Blokir Permanen Akun Donald Trump

- 9 Januari 2021, 09:28 WIB
Presiden AS Donald Trump berusaha menggagalkan kemenangan pemilihan Joe Biden
Presiden AS Donald Trump berusaha menggagalkan kemenangan pemilihan Joe Biden /The Sun/Foto:AFP

BERITA SUBANG- Twitter akhirnya menangguhkan akun Presiden AS Donald Trump secara permanen dengan  mempertimbangkan risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan.

"Setelah meninjau secara cermat Tweet baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan," ujar Twitter dalam cuitan yang diunggah Sabtu.

Pada Rabu 6 Januari 2021, Twitter memblokir sementara akun Trump, yang memiliki lebih dari 88 juta pengikut, menyusul demo di Capitol oleh pengunjuk rasa pro-Trump dan memperingatkan bahwa pelanggaran tambahan oleh akun Trump akan mengakibatkan penangguhan permanen.

Baca Juga: Langgar Aturan Kekerasan, Akun Twitter Presiden Amerika Serikat Donald Trump Ditutup Sementara

"Dalam konteks peristiwa pekan ini, kami menjelaskan pada hari Rabu bahwa pelanggaran tambahan terhadap Peraturan Twitter berpotensi mengakibatkan tindakan ini," Twitter menjelaskan dalam blog resminya.

Twitter mencatat, pada 8 Januari, Trump mengunggah cuitan "75.000.000 Patriot Amerika yang hebat yang memilih saya, AMERICA FIRST, dan MAKE AMERICA GREAT AGAIN, akan memiliki GIANT VOICE di masa depan. Mereka tidak akan dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun!!!"

Tak lama kemudian, Trump mencuit, "Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari."

Terkait dua cuitan tersebut, Twitter mengambil langkah tegas dengan mempertimbangkan ketegangan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, dan peningkatan percakapan global terkait peristiwa penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari 2021.

Menurut Twitter, kedua cuitan itu harus dibaca dalam konteks peristiwa yang lebih luas di negara tersebut, mempertimbangkan bahwa pernyataan Presiden dapat dimobilisasi oleh audiens yang berbeda, termasuk untuk menghasut kekerasan.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x