Duta Besar Norwegia Sebut Krisis Energi di Eropa Dalam Kondisi Parah Akibat Invasi Rusia ke Ukraina

17 Oktober 2022, 00:45 WIB
Duta Besar Norwegia untuk Indonesia HE Rut Kruger Giverin ketika memberi kuliah umum di UGM /Dok. Kedutaan Norwegia/

BERITA SUBANG - Duta Besar Norwegia untuk Indonesia HE Rut Kruger Giverin ketika memberi kuliah umum di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) sempat menyebut jika krisis energi di Eropa saat ini dalam kondisi parah akibat invasi Rusia ke Ukraina. 

Menurut Rut Kruger, krisis ini, menurutnya, dapat berdampak serius terhadap komitmen masyarakat global dalam menanggulangi isu-isu perubahan iklim global.

"Dislokasi pasar energi akibat perang juga dirasakan di belahan dunia lain termasuk di Indonesia," ujarnya di Fisipol UGM, bulan Agustus lalu, seperti dilansir dari ugm.ac.id.

Dalam kesempatan tersebut, Giverin memberi kuliah umum untuk para dosen, mahasiswa dan peneliti di UGM, yang digelar secara hybrid dengan tema “Europe’s Energy Crisis, Global Climate Commitment Challenges: Views from Norway and Indonesia”.

Rut Kruger mengatakan perang di Ukraina telah menyebabkan harga energi Eropa dan di dunia melonjak, mengakibatkan ada efek negatif pada konsumen dan ekonomi di berbagai belahan dunia.

Namun, bak blessing in disguise, alias berkah dalam kesulitan, kenaikan harga energi ini mendorong percepatan pengembangan energi terbarukan (renewable energy) yang murah di seluruh dunia.

"Sudah ada banyak bukti dari pemerintah dan perusahaan yang mengembangkan kerangka kebijakan dan memajukan investasi dalam energi terbarukan," ujarnya.

Rut Kruger mengatakan terkait upaya mengurangi emisi, Norwegia, secara bilateral telah menjadi pendukung kuat Indonesia untuk melestarikan hutannya.

Hutan hujan terbesar ketiga di dunia ada di Indonesia dan Indonesia memiliki beberapa wilayah lahan gambut dan bakau terbesar di dunia.

"Hutan, lahan gambut, dan bakau menyimpan sejumlah besar karbon. Hal ini sangat penting tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi iklim global dan keanekaragaman hayati," katanya.

Rut Kruger menekankan, tetap penting bagi Indonesia untuk mengurangi deforestasi, yang juga bukan hanya pencapaian penting untuk target Indonesia tetapi juga sangat penting bagi kemampuan kolektif dunia untuk mencapai tujuan global dari kesepakatan Paris.

"Norwegia telah lama menjadi mitra Indonesia dalam mendukung pekerjaannya di bidang hutan. Dalam dekade sebelumnya, kami telah menggunakan sekitar 100 juta dolar untuk program yang bertujuan mendukung ambisi pemerintah Indonesia sendiri untuk melindungi dan memulihkan hutan," kata Dubes Norwegia tersebut.

Kuliah umum tersebut diselenggarakan Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) UGM dengan mendapat dukungan dari proyek kerja sama UGM-Norwegian University of Science and Technology (NTNU) dalam jejaring Citizen Engagement, Transparency and Transnational Natural Resource Governance (CitRes).

Organisasi mahasiswa Scandinavia Community UGM juga terlibat dalam mengorganisasi kuliah umum tersebut.

Selain Rut Kruger, ada tiga pembahas dari beragam latar belakang yaitu Angga Kurnia Imban, Project Manager PT Tinfos Hydropower Solutions, Putra Adhiguna sebagai ahli ekonomi dan kebijakan energi dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), dan Raras Cahya Fitri, MSc sebagai Dosen Departemen Hubungan Internasional UGM.

***

Editor: Muhamad Al Azhari

Tags

Terkini

Terpopuler