Ketua KPK Ngaku Sudah Baca Buku 'How Democracies Die' Tahun 2002, Said Didu: Ijinkan Saya Ketawa

- 24 November 2020, 21:09 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang membaca buku "How Democracies Die"
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang membaca buku "How Democracies Die" /Instagram/@aniesbaswedan/



BERITA SUBANG - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengaku sudah membaca buku "How Democracies Die" tahun 2002.

Sontak saja pengakuan ini membuat Firli mendapat sindiran dari banyak pihak. Pasalnya, buku yang saat ini menjadi tranding di media sosial setelah diunggah oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu, baru diterbitkan tahun 2018.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menjadi salah satu pihak yang menyindir Firli Bahuri. Dalam akun Twitternya, @msaid _didu, dia menulis komentar singkat terhadap pengakuan Firli Bahuri.

Baca Juga: Said Didu Bicara Soal Nasib Anies: Usul Lockdown Dihardik, PSBB Dimaki, Kini Diperiksa Polisi

"Ijinkan #sayaketawa," tulis Said Didu seperti dikutip dari akun Twitternya, @msaid_didu, Selasa, 24 November 2020.

Sementara, Wakil Ketua Lembaga Ekonomi Nahdatul Ulama (PBNU), Umar Hasibuan mengatakan Ketua KPK sudah offside dengan ikut menyindir Anies Baswedan.

"Halo ketua @KPK_RI anda sdh offside msk wilayah politik. Anda naik heli swasta sebagai ketua KPK itu saja sudah bikin citra KPK buruk selama anda pimpin. Sudaglah fokus kerja saja banyak kasus di KPK yg belum kelar, kasus harun masiku saja gak bisa anda tangkap," tulis Umar Hasibuan seperti dikutip dari akun Twitternya, @UmarChelsea75, Selasa, 24 November 2020.

Baca Juga: Anies Baswedan Diperiksa Polisi, Kepala Daerah yang Lain Kapan?

Sebelumnya, seperti diberitakan, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, ikut menyindir Gubernur DKI Anies Baswedan yang lagi membaca buku ‘How Democracies Die’ saat menikmati akhir pekan pada Minggu, 22 November 2020.

Firli menyebut buku yang dibaca oleh Anies merupakan karya lama. Sebab, ia mengaku pernah baca buku tersebut tahun 2002. Padahal, buku karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt itu terbitan tahun 2018.

Beberapa jam kemudian, Firli akhirnya meralat pernyataannya. Dirinya mengaku salah mengucap tahun setelah membaca buku tersebut.

Baca Juga: 5 Kritik Publik ke Polisi Karena Periksa Anies Baswedan

"Tadi pagi saya menyampaikan kalau Pak Anies (Anies Baswedan) baca How Democracies Dies. Saya lihat bahwa ada yang baca buku Why Nations Fail. Nah, saya sudah lama baca buku itu, maksudnya saya baca Why Nations Fail tahun 2012, buku ini yang saya maksud," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 24 November 2020 seperti dilansir dari Antara.

Firli pun mengaku buku Why Nations Fail yang dibacanya itu adalah edisi pertama yang dipublikasikan di Inggris Raya pada tahun 2012 dan bukan terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x