Mengapa Muslim Pro Kumpulkan Data Umat Muslim? Ini Penjelasan Resminya

- 22 November 2020, 05:10 WIB
Ilustrasi Muslim Pro.
Ilustrasi Muslim Pro. /Tangkapan layar via Google App Store/

BERITA SUBANG - Aplikasi populer Muslim Pro, yang didownload hampir 100 juta pengguna, merilis serangkaian pernyataan bantahan pada situs resminya.

Aplikasi yang dikembangkan oleh Bitsmedia, perusahaan bermarkas di Singapura ini, dihantam oleh laporan Motherboard, portal berita terafiliasi dengan Vice Media asal Amerika Serikat 16 November 2020 lalu.

Disebutkan dalam laporan Motherboard, Muslim Pro, dipercaya menjual data lokasi penggunanya ke militer AS.

Baca Juga: Siapa Dibelakang Muslim Pro, Aplikasi yang Dituduh Jual Data 98 Juta Umat Muslim ke Militer AS

Pada pernyataan yang dirilis Kamis, 19 November 2020, Muslim Pro menjelaskan 'Data apa yang dikumpulkan' oleh aplikasi tersebut dan 'mengapa dibutuhkan?'

"Kami mengumpulkan, memproses, dan menggunakan informasi yang disediakan dan diberikan oleh para pengguna saat mengakses aplikasi dan layanan kami, misalnya seperti informasi yang Anda masukkan terkait dengan penggunaan aplikasi. Kami menggunakan informasi yang tersedia untuk meningkatkan layanan, mendukung riset lebih mendalam, serta mengembangkan aplikasi," kata Muslim Pro dalam pernyataan tersebut.

Muslim Pro mengatakan, masih dalam pernyataan yang sama bahwa mereka menganalisis data agar "dapat lebih memahami kebiasaan pengguna dan meningkatkan fungsi layanan secara menyeluruh."

"Data lokasi digunakan untuk menghitung ketepatan waktu salat, arah Kiblat, dan juga fitur lainnya. Tindakan tersebut juga dilakukan untuk membantu merencanakan dan merancang berbagai fitur, seperti halnya dalam meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan," katanya.

"Kami sepenuhnya berkomitmen untuk menghormati dan melindungi privasi pengguna sesuai dengan undang-undang dan peraturan privasi data global seperti GDPR (General Data Protection Regulation) dan CCPA (California Consumer Privacy Act)." ungkapnya. 

GDPR adalah UU perlindungan data pribadi di Uni Eropa, sedang CCPA adalah rujukan peraturan perlindungan privasi di Amerika Serikat.

"Kami juga selalu menerapkan langkah-langkah pengamanan standar industri untuk memastikan seluruh data terjaga dan aman. Ini karena kepercayaan jutaan umat dan para pengguna setiap hari di Muslim Pro adalah segalanya bagi kami," tambahnya.

***

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x