BERITA SUBANG - Di Desa Kawunganten, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang ada makam seorang istri Sunan Gunungjati Cirebon yang bernama Nyimas Dewi Kawunganten.
Dari nama itu pula lah munculnya nama Desa Kawunganten yang berada di Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang.
Saat ditemui di situs makam Nyimas Dewi Kawunganten, juru rawat makam yang bernama pak Pandai, menceritakan sejarah tentang asal-muasal Nyimas Dewi Kawunganten sampai bermukim ditempat tersebut.
Diceritakan Pak Pandai, bahwa saat terdengar Kabar Sunan Gunungjati yang bernama lengkap Syeh Sarif Hidayatullah meninggal Dunia, Nyimas Dewi Kawunganten yang tinggal di Cikaduwen, Banten, langsung bergegas melakukan perjalanan menuju Cirebon untuk melihat jasad suaminya untuk terakhir kalinya sekaligus ikut mengurus pemakamannya.
Usai melakukan pemakamanan saat akan kembali ke Banten, perahu yang ditumpangi Nyimas Dewi terdampar disekitar Ciasem diterjang badai dan angin topan.
Nyimas Kawunganten beserta koleganya kemudian bermukim di sebuah desa yang ada di Kabupaten Subang, yang kini disebut Desa Kawunganten, diambil dari karomah-nya Nyimas Dewi Kawunganten.
Dari situlah ia kemudian melakukan syi'ar Islam keberbagai tempat di sepuluh Kabupaten yang ada di Jawa Barat sampai akhirnya ia meninggal dan dimakamkan ditempat itu, ujar Pandai.
Masih dikatakan Pandai, Hasil pernikahannya dengan Syeh Sarif Hidayatullah (Sunan Gunungjati), Nyimas Dewi Kawunganten dikaruniai dua orang anak yang satu perempuan bernama Ratu Winangun yang kini makamnya berada di Kedokan Bunder Indramyu, dan anak keduanya bernama Sebakingking atau yang lebih dikenal dengan nama Sultan Hasanudin, sebagai sultan Banten yang pertama.