Lonjakan Fantastis Tarif Masuk Pulau Komodo Bisa Bikin Misi Wisata Prioritas Masuk Angin

- 18 Juli 2022, 10:32 WIB
Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Dinaikkan Menjadi Rp3 Juta
Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Dinaikkan Menjadi Rp3 Juta /Flores Terkini/Pixabay

Lagi pula, menurut dia, kondisi ekosistem pariwisata nasional, termasuk di Labuan Bajo, belum benar-benar pulih dari pukulan yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19. Tahun 2022 pun masih tergolong periode transisi atau pemulihan. Jika, kajian mengenai kenaikan tarif tidak dilakukan secara saksama maka langkah tersebut berpotensi menjadi pukulan baru bagi sektor pariwisata.

Pertumbuhan negatif di sektor pariwisata, dalam pandangan Herry, tergolong memiliki dampak luas. Alasannya, dari kajian Kadin Indonesia (2014), ekosistem pariwisata memiliki kaitan dengan 90-an bidang usaha lain, dengan multiplier effect level primer maupun sekunder.

"Jadi yang berpotensi terdampak cakupannya sangat luas, mulai dari yang bisnis kelas berat seperti maskapai penerbangan dan kapal pesiar hingga ke petani sayuran dan nelayan yang memasok kebutuhan wisata kuliner. Tentu saja termasuk di dalamnya penerimaan negara maupun kesatuan ekonomi nasional secara umum yang tercantum dalam Pasal 33 ayat 4 UUD 1945," sambung Heribertus Baben.

Mengingat dampaknya yang luas terhadap rantai nilai pariwisata, Herry berharap kajian mengenai tarif ataupun kebijakan turunan/lapangan lainnya tidak dilakukan secara serampangan. Risiko dari kesalahan kebijakan tersebut berefek pada pembangunan ekonomi nasional maupun perbaikan kesejahteraan masyarakat.

Menabrak Arahan Presiden

Poin lain yang perlu dipertimbangkan adalah pesan Presiden Joko Widodo dalam salah satu Rapat Terbatas terkait Pariwisata. Presiden Jokowi mengingatkan aspek ramah lingkungan, ramah budaya, distribusi keadilan dan demokrasi ekonomi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pariwisata nasional.

"Apakah poin-poin yang ditekankan Presiden itu sudah dipakai sebagai pertimbangan dalam kebijakan tarif baru dari Pemprov NTT? Jika tidak, maka Pemprov NTT seakan-akan ingin berbenturan langsung dengan Presiden," kata Heribertus Baben.

Dia menambahkan, sebagai putra daerah Manggarai, Flores, NTT, dirinya bersama Institut 4.0 Indonesia dan Institut Komodo telah melakukan sejumlah kajian secara independen di bidang pariwisata daerah. Beberapa kajian yang telah dihasilkan, antara lain Sustainable Jurassic Islands Tourism dan Strategi Pengembangan Pariwisata Pulau Flores. Semua kajian tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan pariwisata dan ekonomi daerah.

Salah satu misi yang diemban oleh kedua lembaga kajian tersebut adalah untuk menjalankan pengembangan pariwisata secara terencana, terintegrasi, berkelanjutan dan sistematis. Semuanya dijalankan sambil memberikan perlindungan pada warisan lokal, nilai-nilai kultural yang hidup dalam komunitas, sustainabilitas lingkungan, dan kepentingan nasional.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x