Kota Bogor Perkuat Tata Kelola Pemerintahan Inklusif Menuju Kota HAM

- 26 Oktober 2021, 00:15 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan Kepala Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kota Bogor Alma Wiranta pada kegiatan lokakarya
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan Kepala Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kota Bogor Alma Wiranta pada kegiatan lokakarya /Foto: Humas Pemkot Bogor/

BERITA SUBANG - Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan masyarakat Kota Bogor dalam sejarahnya tidak pernah mengenal perpecahan, kerusuhan antar ras keturunan, sehingga kondisi ini harus tetap dijaga sampai kapanpun.

“Ada memang potensi konflik atau perpecahan, tapi kita sudah membangun beberapa forum. Forum-forum inilah yang menjembatani untuk mengurangi potensi adanya bibit-bibit perpecahan,” ucap dia saat menjadi Narasumber pada lokakarya tata kelola pemerintahan inklusif, selama empat hari, 21 - 24 Oktober 2021 di Onih Hotel Kota Bogor.

Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota Bogor pada bagian hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kota Bogor bersama dengan Setara Institut dan United Nations Development Program menurut Dedie Rachim, menjadi upaya memperkuat forum-forum tersebut bagaimana komunikasi dibangun lebih konstruktif dan efektif.

“Jadi tidak boleh ada hal-hal yang menjadi hambatan bagi masyarakat Kota Bogor untuk tidak berkomunikasi yang baik dengan Pemerintah, apapun permasalahan yang dihadapi bisa kita rundingkan sejak awal,” jelas dia.

Baca Juga: Anak Kecil Boleh Masuk Mall : di Bogor yang Berusia 12 Tahun Diperbolehkan, Tapi Tidak Boleh Masuk Bioskop

Bahkan kata Dedie Rachim ketika berbicara soal regulasi, bukan hanya regulasi pemerintah, tapi juga regulasi sosial, katanya.
Soal toleransi, Setara Institut melihat perubahan yang signifikan di Kota Bogor, adalah penyelesaian Gereja Yasmin. Selain soal penyelesaian kasus, menurutnya, ada hal yang menarik lagi dari sebelumnya, yaitu ada mobilisasi sumber daya yang lebih signifikan di level masyarakat.

“Kalau dulu kami melihat ada kecenderungan masyarakat agak acuh tidak acuh dengan peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar, tapi hari ini kolaborasi itu semakin kelihatan. FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan Bagian Hukum dan HAM itu menunjukan ada progres yang signifikan untuk memastikan kolaborasi dan sinergi semua pihak agar Bogor kedepan menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Direktur Riset Setara Institut, Halili Hasan menyampaikan pihaknya sangat senang dengan progres di Kota Bogor yang bisa dilihat dari beberapa indikator.

Pertama, ia melihat Pemkot Bogor all out untuk memastikan sejarah Kota Bogor yang toleran tidak terkontaminasi oleh masuknya kelompok-kelompok yang berkecendrungan merusak harmoni di Kota Bogor.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x