Kementerian Kesehatan dan BSSN Pastikan Data Pengguna Aplikasi eHAC Aman dan Tidak Mengalami Kebocoran

- 1 September 2021, 17:16 WIB
Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI Anas Maruf dalam konferensi pers terkait kebocoran informasi pada aplikasi eHAC.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI Anas Maruf dalam konferensi pers terkait kebocoran informasi pada aplikasi eHAC. /Dok. Tangkapan layar YouTube Kementerian Kesehatan RI/

BERITA SUBANG - Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anas Maruf, menyampaikan bahwa tidak ada kebocoran data pada aplikasi Electronic Health Alert Card atau eHAC.

Anas Maruf menyampaikan hal ini pada konferensi pers yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom meeting yang diadakan pada hari Rabu, 1 September 2021, bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang diwakili oleh Anton Setiawan.

Sebelumnya terdapat dugaan bahwa terdapat kebocoran sebanyak 1,3 juta pengguna aplikasi eHAC yang diungkap oleh vpnmentor.

Anas Maruf menyampaikan bahwa vpnmentor mengungkapkan adanya celah dan potensi kebocoran data dan pihak Kemenkes langsung mengambil tindakan dengan menelusuri untuk memperbaiki celah keamanan pada mitra eHAC tersebut.

"Kemenkes memastikan bahwa data masyarakat yang ada di dalam sistem eHAC tidak bocor dan masih dalam perlindungan, serta tidak mengalir ke platform lain, termasuk platform mitra," ujar Anas Maruf.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI menyampaikan bahwa data masyarakat yang ada di platform mitra merupakan tanggung jawab dari penyelenggara sistem elektronik sesuai amanah Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 terkait informasi transaksi elektronik atau UU ITE.

Ia juga menyampaikan bahwa ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan sistem dan elektronik.

Anton Setiawan selaku juru bicara dari BSSN juga menyatakan bahwa tidak ada kebocoran yang terjadi, melainkan bagian dari proses di mana pihak-pihak pemangku kepentingan yang memiliki andil dalam keamanan siber saling bertukar informasi.

Ia menyampaikan bahwa data-data tersebut masih tersimpan dengan baik dan informasi tersebut sebagai mitigasi risiko untuk langkah pencegahan. "Hasil penelusuran ini juga kami rekomendasikan untuk aplikasi PeduliLindungi yang saat ini kita gunakan bersama-sama," ujarnya.

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x