BERITA SUBANG - Setelah usai KLB Deli Serdang, Sumatera Utara yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melalui saluran telepon, tampaknya partai berlambang mercy itu berada di tengah ketidakpastian dan berpotensi menimbulkan kekisruhan politik ke depan.
Pemerhati Komunikasi Politik Emrus Sihombing mengatakan bahkan perang pesan komunikasi politik saling terbuka untuk menunjukan kelemahan masa lalu di antara Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan Moeldoko bisa saja terjadi dan tak terelakkan.
Bahkan kata Emrus yang dikhwatirkan kedepannya muncul ketegangan yang bisa "menyulut "api" semakin "memanas", bahkan "membara" antara dua kekuatan politik (Moeldoko dan AHY) di Demokrat.
"Karenannya sebaiknya SBY mengambil peran "penengah" membawa "suara perdamain politik" dengan bertukar kepentingan melalui kompromi politik," ucap Emrus dalam keterangannya kepada beritasubang.pikiran-rakyat.com, Sabtu, 6 Maret 2021.
Baca Juga: AHY : Moeldoko Senior yang Tidak Patut Dicontoh
Sebab, kata dia kedua kekuatan ini ke depan, secara politik akan sama-sama melakukan konsolidasi "ke dalam" merebut dukungan dari kader dan pengurus Demokrat.
Emrus menilai bisa saja, AHY akan sangat mudah mendapat dukungan luar biasa dari kader dan pengurus jika satu tahun masa kepemimpinannya demokratis, mendapat simpati, merasa nyaman, merangkul dan dialogis.
"Sebaliknya, misalnya ada pemecatan sehingga kader dan pengurus lain tidak merasa nyaman, maka faksi AHY akan mengalami kesulitan bahkan akan "memeras keringat" dan sumberdaya lainnya untuk memperoleh dukungan," tuturnya.
Sebab, kata dia seluruh gaya kepemimpinan AHY selama ini sudah tertanam dalam peta kognisi dan rasa pada setiap kader dan jajaran pengurus Demokrat yang menentukan tingkat loyalitas.