Akibat Gempa Mamuju dan Majene, Masjid Jadi Tempat Rawat Pasien Covid-19

- 19 Januari 2021, 01:16 WIB
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami. ANTARA FOTO/Akbar Tado/wsj.
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami. ANTARA FOTO/Akbar Tado/wsj. /AKBAR TADO/

BERITA SUBANG - Akibat gempa Mamuju dan Majene, kondisi pelayanan kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) belum bisa dioptimalkan, maka untuk pasien COVID-19, masjid di sebuah rumah sakit Majene juga digunakan untuk merawat pasien.

Gempa dengan kekuatan magnitudo 6.2 tercata pada Scala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Provinsi Sulbar pada 15 Januari 2021 lalu itu berakibat banyaknya fasilitas kesehatan rusak berat, traumatik mendalam dialami tenaga kesehatan hingga tidak dapat bertugas, serta kurangnya persediaan obat-obatan.

Kondisi memprihatinkan itu digambarkan Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat dr Alief Satria melalui sambungan telefon dari Makassar, Senin Tanggal 18 Januari 2021, seperti dikutip ANTARA.

Baca Juga: Tiga Hari Paska Gempa Mamuju dan Majene, Pengungsi Mulai Balik Melihat Kondisi Rumah Mereka

"Ada masjid di samping RS Regional Sulbar yang masih kuat dan mereka (pasien COVID-19) gunakan selasarnya," ungkapnya.

Ia katakan, hal itu harus dilakukan lantaran masih seringnya terjadi gempa susulan yang kerap membuat pasien hingga petugas kesehatan merasa takut. Selain itu, trauma juga masih dirasakan akibat gempa magnitudo 6,2 SR yang mengguncang Sulbar pada 15 Januari lalu.

Segera harus dibangun tenda-tenda untuk isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 yang selama ini dirawat di rumah sakit, ucap dr Alief, apalagi di masa pandemi COVID-19 ini memungkinkan terjadi kluster baru.

Baca Juga: Kang Emil Nilai Depok dan Tasikmalaya Tidak Patuh Prokes Covid-19, Namun Bekasi Diapresiasi

"Ke depan jika dilakukan pemeriksaan secara masif, maka kita akan menjumpai kasus semakin banyak, dan itu harus kita persiapkan perawatan isolasi mandiri," kata dia.***

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x