Penelitian: Semut Miliki Kemampuan Deteksi Kanker Pada Manusia

- 11 Maret 2022, 01:06 WIB
Ilustrasi kumpulan semut, kunci jawaban tema 7 kelas 2 SD MI.
Ilustrasi kumpulan semut, kunci jawaban tema 7 kelas 2 SD MI. /Pixabay / SandeepHanda/

BERITA SUBANG - Para peniliti dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (French National Centre for Scientific Research-CNRS) menemukan semut memiliki kemampuan untuk mendeteksi sel kanker pada manusia melalui indera penciuman.

Studi ini menunjukkan bahwa semut dapat digunakan untuk diagnosis kanker di masa depan. Para peneliti dari CNRS menemukan bahwa spesies semut Formica Fusca mampu membedakan sel kanker dari sel sehat pada manusia berkat indra penciuman mereka.

Semut Formica Fusca ini memiliki indera penciuman yang berkembang dengan baik. Dari hasil penelitian atas 36 semut dalam uji coba terbatas di laboratorium ditemukan semut-semut itu mampu membedakan sel kanker dari sel sehat pada manusia.

Baca Juga: Hi Guys, Pria Juga Berisiko Kena Kanker Payudara, Yuk Kenali Gejalanya

Namun, perlu lebih banyak tes klinis sebelum dapat digunakan dalam pengaturan klinis seperti rumah sakit. Tetapi dari hasil studi itu menunjukkan semut berpotensi tinggi, mampu belajar dengan sangat cepat dengan biaya penelitian lebih rendah dan efisien.

Ini bukan pertama kalinya para ilmuwan menggunakan indra penciuman hewan untuk menemukan sel kanker. Para ilmuwan juga telah menggunakan penciuman anjing untuk mendeteksi sel kanker.

Tetapi dibandingkan dengan semut, melatih anjing untuk bisa mendeteksi sel kanker melalui aroma tubuh manusia dibutuhkan waktu beberapa bulan hingga satu tahun. Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh semut untuk membedakan sel kanker dari sel sehat pada manusia dengan indra penciumn mereka, dibutuhkan waktu yang tidak lama.

Baca Juga: Dul Jaelani Doakan Kesembuhan Ari lasso dari Kanker Langka

"Pendekatan kami berpotensi dapat disesuaikan dengan berbagai tugas deteksi bau kompleks lainnya termasuk deteksi narkotika, bahan peledak, makanan basi, atau penyakit lain, termasuk malaria, infeksi, dan diabetes,' ujar tim peneliti, dilansir dari laman Daily Mail, Jumat 11 Maret 2022.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x