Krafton Menuntut Google, YouTube, serta Apple Atas Dugaan Plagiat Game PUBG Milik Mereka

- 15 Januari 2022, 10:34 WIB
Krafton sebagai studio penerbit Playerunknown's Battleground (PUBG) meminta Google untuk menghapus Free Fire karena dugaan plagiat.
Krafton sebagai studio penerbit Playerunknown's Battleground (PUBG) meminta Google untuk menghapus Free Fire karena dugaan plagiat. /Dok. Krafton/

BERITA SUBANG - Studio penerbit Playerunknown's Battlegrounds (PUBG) sekaligus PUBG Mobile, Krafton, dilaporkan mengajukan gugatan terhadap Apple, Google, YouTube, dan perusahaan Garena atas dua game seluler, Free Fire (yang awalnya disebut Free Fire: Battlegrounds) dan Free Fire: Max, yang dikatakan "secara ekstensif menyalin banyak aspek" dari game battle royale yang inovatif.

PUBG sendiri pertama kali dirilis kembali pada bulan Maret tahun 2017 lalu, disusul dengan Garena yang meluncurkan Free Fire lima bulan kemudian yaitu pada bulan Agustus 2017 di Singapura.

Hal tersebut tampaknya mengarah pada keluhan dan penyelesaian, tetapi penyelesaian itu tidak mencakup kesepakatan lisensi atau izin apa pun untuk mendistribusikan permainan. Meskipun demikian, versi seluler dari game tersebut muncul di App Store di platform iOS dan Google Play Store di platform Android pada tahun yang sama, diikuti oleh Free Fire Max.

Gugatan tersebut menyatakan kedua game tersebut menjiplak fitur-fitur yang ada di PUBG termasuk fitur airdrop, struktur permainan, kombinasi serta pilihan senjata yang ada, perlengkapan yang dapat dikenakan oleh para pemain, lokasi dan objek yang unik, serta pemilihan skema warna, teksur, dan material yang ada di dalam permainan.

Krafton menuduh bahwa Garena telah memperoleh "ratusan juta dolar" secara global melalui penjualan aplikasi dan pembelian dalam aplikasi. Apple dan Google juga terkena dampaknya karena telah melakukan pembelian dalam aplikasi (di mana masing-masing mengambil persentase pembelian melalui sistem pemrosesan pembayaran dalam permainan) sambil menolak permintaan Krafton untuk berhenti mendistribusikan permainan.

Tidak hanya itu, YouTube juga disebut oleh Krafton karena menyediakan tempat untuk video yang menampilkan gameplay dari Free Fire serta Free Fire Max dan menolak untuk menghapusnya, juga film fitur Cina Biubiubiu sebagai "adaptasi yang tidak sah dari Battlegrounds, yang menggambarkan versi gameplay Battlegrounds yang didramatisasi."

Seorang analis video game bernama Daniel Ahmad menunjukkan kemungkinan pelanggaran hak cipta mengenai film Biubiubiu ini kembali pada bulan Juli tahun 2021 lalu.

***

Editor: Edward Panggabean

Sumber: The Verge


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x