BERITA SUBANG - Perjuangan Ajun Inspektur Polisi Dua (AIPDA) Lili Abdulah, anggota Kepolisian Resor Purwakarta selama lima tahun merintis usaha dibidang peternakan berbuah hasil.
Lili memastikan usaha tersebut tidak mengganggu kewajiban dirinya sebagai Abdi Negara di institusi Polri.
Ia saat bertugas menjadi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban (Bhabinkantibmas) Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Purwakarta.
"Usaha ini (dijalankan) tanpa mengganggu tugas saya sebagai pengayom, pelayan dan pelindung masyarakat," ucap pria murah senyum itu Minggu 11 April 2021.
Usaha dalam bidang peternakan Ayam Petelur itu ia jalankan saat senggang dari kedinasannya dan secara teknis pelaksanaan rutin dan detailnya lebih didelegasikan kepada aktivitas yang melibatkan keluarga.
"Kalau yang ngurus sih dibantu mertua sama sodara, kalau saya selepas piket atau ketika selesai kerja aja," ucap Lili di peternakan Ayam Petelur miliknya, Kampung Ciasem RT 07/04, Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao, Purwakarta.
Ia berharap tanpa mengganggu tugas utama usaha sampingan seperti ini menjadi inspirasi rekan-rekan kerjanya menyiapkan bekal dimasa tua, "terlebih yang mendekati masa purna bhakti (pensiun)".
"Modal pertama yang harus dimiliki adalah tekad dan ketelatenan," ucapnya berbagi motivasi sukses berwirausaha.
"Ingat pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit," imbuh Lili.
"Intinya, jangan kenal menyerah, jika ada kemauan pasti ada jalan dan bisa sukses. Untuk urusan modal tidak perlu merogoh kantong yang besar, tapi bisa dimulai dari kecil," terang Lili kemudian bercerita awal melakukan usaha itu.
Dijelaskan Lili bermodal modal Rp15 juta merintis usaha itu sejak 2017 melalui 150 ekor Ayam Petelur.
Meski hanya secara otodidak belajar melalui internet, ketekunan Lili memelihara ayam petelur dalam kurun waktu kurang lebih lima tahun berbuah manis.
Kini ia memiliki 1.000 ekor Ayam Petelur ber-omset Rp8 juta hingga Rp10 juta per bulan menghasilkan pendapatan rata-rata Rp300 ribu per hari.
Alhamdulilah, kata pria berusia 40 tahun itu, "sekarang dari 1.000 ayam sudah menghasilkan telur rata-rata 900 butir setiap hari dan hasilnya cukup untuk menambah gaji bulanan".
Baca Juga: Bupati Bandung Barat dan Anaknya Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Barang Tanggap Darurat Bencana
Terkait pemasaran, Lili belum bisa melayani memenuhi pembelian tingkat agen-agen telur karena keterbatasan volume produksi telur.
Jadi saat ini telur-telur itu hanya dijual di wilayah sekitar rumahnya saja, tak jarang pelanggan pun langsung datang ke kandang.
"Kalau di rata-rata setiap hari itu paling 45 kilogram sampe 50 kilogram telur yang di hasilkan di dua kandang ini".
"Karena keterbatasan modal, tak jarang saya juga sering menolak pesanan dari agen-agen telur," ucapnya.***