Kisah Nabi Isa dalam Al Qur'an, Dikenal Sebagai Ulul 'Azmi, Ia Memiliki Keistemewaan yang Agung

- 22 November 2022, 13:47 WIB
Ilustrasi kitab suci Alquran*/
Ilustrasi kitab suci Alquran*/ /Iwan Rahmansyah

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: ‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: ‘Ini adalah sihir yang nyata.’” (QS Ash-Shaff: 6).

Lalu Nabi Isa berdakwah kepada kaumnya seperti halnya semua nabi dan rasul. Ia mengajak kaumnya kepada Islam, beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Akan tetapi, kaumnya mendustakannya, iri terhadapnya, dan menudingnya sebagai seorang penyihir, dan tidak ada yang beriman kepadanya kecuali jumlah yang sedikit.

Kaumnya mulai menyakitinya dan berupaya membunuhnya, akan tetapi Allah menjaganya dan mengangkatnya ke langit seperti disebutkan dalam Al Qur’an. Nabi Isa, seperti utusan-utusan Allah yang lain, telah menyampaikan berita gembira tentang penutup para nabi, yakni nabi kita Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mewasiatkan kepada para pengikutnya agar mengikuti Muhammad dan membelanya jika mereka mendapati masanya diutus.

Abu Sa’d an-Naysaburi dalam kitabnya, Syaraf al-Mushthafa telah meriwayatkan, bahwa suatu ketika ada empat orang yang berangkat dari Yaman menuju Makkah di awal masa diutusnya Rasulullah. Di antara mereka ada seorang yang bernama Ja’d bin Qays al Murâdiyy.

Malam pun tiba, ketika mereka berada di padang yang terbuka, maka mereka singgah di sebuah tempat dan tidur, kecuali Ja’d bin Qays al Murâdiyy. Tiba-tiba Ja’d mendengar suara tanpa rupa, berkata kepadanya:

 أَلَا أيُّهَا الرَّكْبُ الْمُعَرِّسُ بَلِّغُوْا :: إِذَا مَا وَصَـلْتُمْ لِلْحَطِيـمِ وَزَمْزَمَا مُحَمَّدَنِ الْمَبْعُـوْثَ مِنَّــا تَحِيَّــةً :: تُشَــيِّعُهُ مِنْ حَيْثُ سَــارَ وَيَمَّمَا وقُوْلُوْا لَهُ إِنَّـا لِـدِيْنِكَ شِــــيْعَةٌ :: بِذٰلِكَ أَوْصَانَا الْمَسِيْحُ ابنُ مَرْيَمَا

“Wahai rombongan yang sedang beristirahat, jika kalian sampai ke Hathim dan Zamzam, sampaikanlah dari kami ucapan salam kepada Muhammad yang diutus oleh Allah. Keselamatan semoga selalu menyertainya ke mana pun ia berjalan dan bepergian, katakanlah kepadanya: Kami adalah pendukung-pendukung agamamu, dengan inilah al Masih Ibnu Maryam berpesan kepada kami.”

Ternyata suara tersebut berasal dari seorang jin mukmin yang mendapati masa Nabi Isa sebelum diangkat ke langit. Jin ini beriman kepada Nabi Isa dan mendengar wasiatnya untuk beriman kepada Rasulullah dan mengikutinya ketika ia muncul.

Jin ini berpesan kepada Ja’d agar menyampaikan salamnya kepada Rasulullah jika ia telah sampai di Makkah. Ketika rombongan tersebut sampai ke Makkah, Ja’d bertanya kepada penduduk Makkah tentang Rasulullah, hingga akhirnya Ja’d bertemu dengan Rasulullah, beriman kepadanya, dan masuk Islam.

Peristiwa ini terjadi sebelum kabar tentang Rasulullah tersebar di jazirah Arab. Dalam kisah ini juga terdapat tambahan penjelasan bahwa Nabi Isa datang membawa agama Islam seperti halnya semua nabi yang lain, sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh al Bukhari:

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x