Network
BERITA SUBANG - Harga emas memang tercatat mengalami volatilitas atau tidak stabilnya harga emas. Bahkan pekan ini emas mencatatkan harga terendah selama 6 bulan terakhir.
Analis logam mulia Daniel Briesemann mengungkapkan harga emas diprediksi berada di bawah tekanan.
"Tak menutup kemungkinan harga emas akan turun lebih dalam," ujar Daniel dikutip dari kitco.com, Selasa 23 February 2021. Menurut Daniel harga emas akan sulit bertahan hingga pertengahan tahun.
Daniel mengungkapkan kenaikan imbal hasil obligasi juga akan menjadi tantangan besar untuk harga emas. Contohnya hasil obligasi AS 10 tahun ini sebesar 1,3% padahal sebelumnya hanya 0,5%.
Baca Juga: Setelah Teguran dari Bitcoin Elon Musk Kehilangan $ 15 Millar
"Kondisi ini juga membuat emas kurang diminati. Selain itu tren penurunan harga dolar AS sudah berhenti sejak awal tahun. Dengan demikian dolar AS telah berubah dari faktor pendukung menjadi faktor yang membebani harga," ujar Daniel.
Walaupun harga emas masih tertekan, harga emas diprediksi masih bisa bertahan di bawah level US$ 1.800.
Namun ada juga harapan harga emas bisa kembali ke posisi US$ 2.000 per ons. "Meskipun kami prediksi harga emas akan tertekan dalam jangka pendek, tapi dalam jangka panjang bisa kembali naik," ujar Daniel.***
