Integrasi Sawit-Sorgum, Dukung Ketahanan Pangan

- 26 November 2020, 10:31 WIB
Direktur Utama Pinang Group Kacuk SumartoPanen Sorgum dan Jagung sebagai tanaman sela peremajaan sawit di Kebun Mendaris, Paya Pinang Group, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (22/11/2020).
Direktur Utama Pinang Group Kacuk SumartoPanen Sorgum dan Jagung sebagai tanaman sela peremajaan sawit di Kebun Mendaris, Paya Pinang Group, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (22/11/2020). /Humas Pinang Group

BERITA SUBANG - Penanaman sorgum sebagai tanaman sela pada peremajaan sawit rakyat (PSR) berpotensi menunjang ketahanan pangan. Tidak hanya bernilai ekonomis, sorgum memberikan manfaat bagi tanaman sawit karena kandungan Fungi mikoriza arbuscular (FMA). 

”FMA dikenal sebagai makanan bagi tricoderma atau musuh alami ganoderma yang merusak tanaman sawit. Hal ini dapat menguntungkan petani sawit yang memanfaatkan sorgum sebagai tanaman sela semusim tanpa menggangu tanaman induknya, “kata Direktur Utama Pinang Group Kacuk Sumarto dalam keterangan tertulis, Kamis 26 November 2020.

 Menurut dia, kesesuaian tanaman sangat penting agar tidak saling mengganggu. Melalui integrasi sawit-sorgum pada peremajaan sawit baik di lahan rakyat maupun perusahaan dapat berkontribusi pada ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Setidaknya tersedia potensi lahan bisa ditanami seluas 650.000 hektar per tahun. Dengan demikian tidak perlu membuka lahan baru untuk membangun food estate,” ujar Kacuk Sumarto pada Panen Sorgum dan Jagung sebagai tanaman sela peremajaan sawit di Kebun Mendaris, Paya Pinang Group, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (22/11/2020).

Baca Juga: Diego Maradona, Pecandu Narkoba, Serangan Jantung Hingga Gol Tangan Tuhan yang Melegenda

Sejak tahun 2019, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Cabang Sumatera Utara bekerja sama dengan Paya Pinang Group dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah mengembangkan integrasi ini, di beberapa kebun dalam lingkungan Paya Pinang Group.

Diah Y Suriadiredja dari Yayasan Kehati sangat mengappresiasi program ini sebagai bagian dari upaya konservasi lahan. Dia mengungkapkan dengan memperhatikan unsur kekayaan hara, tidak sejengkalpun lahan yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produksi.

Dalam upaya intercropping atau penanaman sela tanaman, sangat penting untuk memperhatikan perlakuan standar budi daya, terutama pada aspek pemupukan sehingga kebutuhan hara masing-masing tanaman dapat terpenuhi dengan seimbang. Selain itu, jarak antar tanaman juga penting untuk memastikan kedua tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup.

 Baca Juga: KPK Sita Rolex hingga Tas LV dari OTT Edhy Prabowo

Acara ini dihadiri berbagai pihak diantaranya Deputy 2 Kemenko Pereknomian Dr. Ir. Musdalifah Mahmud, MT, Sekretaris Daerah Propinsi Sumatera Utara Dr. Ir. R. Sabrina, MSi, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau Ir. Fitrian Ardiansyah, Yayasan Kehati Ir. Diah Y Suriadiredja, Gapki Cabang Sumatera Utara Timbas Prasad Ginting serta Pusat penelitian Kelapa Sawit (PPKS); Dr. Ir. Agus Susanto.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x